Mohon tunggu...
Akbar Wahyudiyanto
Akbar Wahyudiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Akbar Wahyudiyanto NIM: 42321010102 Dosen: Prof. Dr Apollo, M.Si.Ak, CA, CIBV, CIBV, CIBG Desain Komunikasi Visual - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Panopticon dan Kejahatan Struktural

1 Juni 2023   04:38 Diperbarui: 1 Juni 2023   04:42 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeremy Bentham, seorang filsuf, penulis, dan reformis sosial Inggris, lahir pada tanggal 15 Februari 1748 di London, Inggris. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan, dan memiliki pendidikan yang sangat baik. Bentham belajar di Westminster School dan kemudian melanjutkan pendidikan di Queen's College, University of Oxford, di mana ia menyelesaikan gelar sarjana hukum pada tahun 1763.

Bentham merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam gerakan utilitarianisme, yang menekankan pada prinsip-prinsip kemanfaatan dan kebahagiaan sebanyak mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Ia percaya bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang memberikan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang yang paling banyak. Pemikiran utilitarianisme ini menjadi dasar pemikirannya dalam mengembangkan konsep Panopticon.

Konsep Panopticon, yang dikemukakan oleh Bentham pada tahun 1785, adalah sebuah desain arsitektur penjara yang memiliki pusat pengawasan yang efektif. Ide dasarnya adalah membangun sebuah struktur yang berbentuk lingkaran dengan sel-sel penjara menghadap ke arah pusat, di mana para penghuni sel tidak dapat melihat pengawas yang berada di pusat, tetapi pengawas dapat mengawasi setiap tindakan mereka. Tujuan dari Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang terus-menerus, sehingga para narapidana selalu merasa terawasi dan terkontrol.

Selain sebagai pemikir sosial, Bentham juga aktif dalam berbagai isu sosial dan politik pada zamannya. Ia terlibat dalam perjuangan untuk reformasi hukum, termasuk perubahan dalam sistem hukum pidana dan reformasi penjara. Bentham mendorong penghapusan hukuman mati, menggunakan hukuman yang lebih manusiawi, dan memperjuangkan hak asasi manusia.

Jeremy Bentham meninggal pada tanggal 6 Juni 1832 di London, tetapi warisannya dalam pemikiran sosial terus berlanjut. Konsep Panopticon yang dikembangkannya telah menjadi sumber inspirasi dalam berbagai bidang, termasuk filsafat, sosiologi, psikologi, dan ilmu sosial lainnya. Pemikiran dan kontribusinya telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang kekuasaan, pengawasan, dan perilaku sosial dalam masyarakat modern.

Konsep Panopticon merupakan salah satu kontribusi terpenting dari Jeremy Bentham dalam bidang pemikiran sosial. Panopticon adalah suatu desain arsitektur yang dirancang untuk menciptakan pengawasan yang efektif dan mempengaruhi perilaku individu. Ide dasarnya adalah menciptakan suatu struktur fisik yang memungkinkan pengawas mengawasi orang-orang yang ada di dalamnya tanpa mereka menyadari kapan dan di mana mereka sedang diamati.

Prinsip dasar Panopticon

Panopticon mengusung prinsip-prinsip utama yang menjadi dasar konsepnya. Pertama, terdapat sentralisasi pengawasan di pusat struktur yang memungkinkan pengawas melihat semua orang di dalamnya. Kedua, pengawasan yang dilakukan bersifat tersembunyi, sehingga para narapidana atau individu yang sedang diamati tidak dapat mengetahui kapan mereka sedang diawasi. Ketiga, tujuan utama Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang mempengaruhi perilaku individu, menghasilkan ketaatan dan disiplin.

Struktur dan fungsi Panopticon

Dalam desain Panopticon, terdapat sebuah menara pengawas di tengah struktur dengan sel-sel penjara atau ruang-ruang individu mengelilingi menara tersebut. Setiap sel atau ruang individu memiliki jendela atau celah yang menghadap ke arah pusat, sehingga penghuni sel tidak dapat melihat langsung pengawas, tetapi pengawas dapat melihat mereka dengan jelas. Pengawas berada dalam posisi yang berkuasa, sementara individu-individu yang diamati berada dalam posisi yang terawasi dan tidak tahu kapan mereka sedang diawasi.

Fungsi utama Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang berkesinambungan, mempengaruhi perilaku individu dengan membuat mereka merasa selalu terpantau. Dalam konteks penjara, Panopticon bertujuan untuk menciptakan disiplin dan ketaatan pada para narapidana, karena mereka tidak pernah tahu kapan pengawasan terjadi. Konsep Panopticon juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang lain, seperti institusi pendidikan, tempat kerja, atau bahkan masyarakat luas, dengan tujuan menghasilkan kontrol dan pemantauan yang efektif terhadap individu-individu.

Melalui konsep Panopticon, Bentham menyoroti kekuasaan dan pengawasan sebagai instrumen yang efektif dalam mengendalikan perilaku individu. Pemikiran ini telah memengaruhi pemahaman kita tentang kekuasaan, pengawasan, dan kontrol dalam masyarakat modern. Namun, konsep Panopticon juga telah menjadi subjek kritik dan debat dalam hal privasi, kebebasan, dan etika pengawasan yang berlebihan.

Secara harfiah, Panopticon dapat diartikan sebagai suatu bentuk arsitektur penjara yang memiliki pusat pengawasan yang memungkinkan pengawas melihat semua orang yang ada di dalamnya tanpa mereka menyadari kapan dan di mana mereka sedang diamati. Konsep ini tidak hanya terbatas pada konteks penjara, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang sosial.

Konsep dasar Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang terus-menerus dan mempengaruhi perilaku individu melalui rasa terawasi dan potensial diawasi. Bentham percaya bahwa dengan adanya pengawasan yang efektif dan tidak terlihat, individu akan merasa selalu dipantau dan cenderung berperilaku dengan lebih disiplin dan taat terhadap norma yang ada.

Pada konsep Panopticon, Bentham mengusulkan desain fisik berbentuk lingkaran atau segi banyak dengan menara pengawas di tengahnya. Di sekitar menara tersebut, terdapat sel-sel penjara atau ruang individu yang menghadap ke arah pusat. Jendela atau celah pada setiap sel memungkinkan pengawas melihat ke dalam dengan jelas, sementara individu yang diamati tidak dapat melihat pengawas dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun