Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis untuk Siswa, Gurunya Makan Apa?

12 Januari 2025   10:22 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:19 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melibatkan guru dalam MBG tidak hanya menyelesaikan masalah ini. Oknum guru seperti mereka tidak perlu lagi mencari cara lain yang kontroversial untuk memenuhi kebutuhan.

Dari sudut pandang pemerintah, memasukkan guru dalam program MBG adalah supaya guru ikut sehat, lebih produktif, memiliki energi lebih untuk mendidik siswa. dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.

Ilustrasi. (KOMPAS/HERYUNANTO)
Ilustrasi. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Kesejahteraan guru tidak boleh dianggap sebagai kebutuhan sekunder tetapi sebagai investasi langsung bagi kualitas pendidikan bangsa.

Mungkin tidak usah ada MBG untuk guru. Akan tetapi melalui upaya peningkatan kesejahteraan guru juga dapat menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi mereka. 

Dengan memberikan perhatian pada guru maka pemerintah dapat menciptakan efek domino yang positif. Guru yang sejahtera tentu akan lebih produktif, kreatif, dan makin hebat dalam mendidik siswa. 

Program kesejahteraan juga dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan citra profesi guru. Ketika mereka merasa diperhatikan oleh pemerintah tentu semangat untuk mengabdi akan terus meningkat.

Keterlibatan guru dalam program MBG atau dalam upaya peningkatan kesejahteraan melalui cara yang lainnya juga dapat menciptakan rasa keadilan. Mereka akan merasa dihargai oleh pemerintah.

Melihat potensi besar MBG tampak harapan masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Bagi anak-anak, program ini adalah langkah menuju masa depan serta jaminan bahwa gizi mereka menjadi perhatian utama pemerintah.

Tidak dapat disangkal, ada tantangan dalam implementasi kebijakan ini. Salah satunya adalah bagaimana pemerintah dapat mengelola anggaran tanpa mengurangi kualitas makanan yang disediakan.

Juga tantangan bagaimana memastikan keberlanjutan program ini di tengah keterbatasan anggaran. Tanpa pengelolaan yang baik maka program ini bisa saja berakhir di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun