Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sejauh Mana Peran Sekolah Membangun Generasi Peduli Lingkungan?

7 November 2024   15:30 Diperbarui: 8 November 2024   07:14 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan generasi peduli sampah dan lingkungan. (Foto: Akbar Pitopang)

Sampah masih menjadi masalah kompleks di Indonesia. Setiap hari, berbagai daerah di Indonesia dihiasi dengan pemandangan sampah yang dibuang sembarangan. Entah di pinggir jalan, sungai, atau bahkan di tempat-tempat umum, tumpukan sampah seakan sudah menjadi pemandangan yang biasa. 

Fenomena ini tidak terjadi tanpa sebab. Salah satu faktor utamanya adalah kebiasaan masyarakat yang belum terbentuk dalam hal pengelolaan sampah. 

Meski berbagai kampanye dan program kesadaran peduli sampah sudah dilakukan, banyak dari kita yang masih abai akan pentingnya pengelolaan sampah.

Dari sinilah terlihat bahwa membentuk masyarakat yang peduli sampah bukanlah tugas mudah. Perlu kerja keras, konsistensi, dan strategi yang tepat untuk menanamkan kebiasaan ini. 

Untuk itu, penting sekali memulai edukasi pengelolaan sampah sejak dini.

Salah satu yang sangat potensial dalam upaya menumbuhkan kesadaran ini adalah dari sekolah. 

Di sekolah, anak didik dapat dibina dan tidak hanya belajar mata pelajaran akademis, tetapi juga dibekali dengan berbagai nilai moral dan kebiasaan positif. Termasuk kepedulian terhadap sampah.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, kini beberapa sekolah sudah mulai memperkenalkan program seperti bank sampah. 

Bank sampah adalah program yang mengajak seluruh warga sekolah untuk aktif mengelola sampah mereka sendiri.

Melalui program bank sampah, siswa diajarkan cara memilah sampah, menyimpan sampah dengan benar, hingga menjual sampah yang dapat didaur ulang. Dengan begitu, diharapkan siswa tumbuh dengan kebiasaan mengelola sampah secara mandiri.

Meskipun begitu, program seperti ini membutuhkan keberlanjutan dan konsistensi. Tidak cukup hanya berjalan satu atau dua tahun, program pengelolaan sampah harus dijadikan rutinitas yang berkelanjutan agar menjadi bagian dari keseharian siswa.

Sayangnya, tidak semua sekolah menjalankan program ini dengan sungguh-sungguh. Ada yang sudah lama vakum. Lalu diaktifkan kembali. Tak lama, vakum kembali. Itu semua memang membutuhkan komitmen dari seluruh elemen sekolah.

Nah, saya pernah menyaksikan sebuah kejadian yang mencerminkan kurangnya kesadaran lingkungan di salah satu sekolah.

Kebetulan, sekolah tersebut berada di tepi sungai. Suatu hari, saya melihat beberapa siswa membuang sampah sembarangan ke pinggir sungai. Mereka tampak tidak menyadari bahwa tindakan tersebut berpotensi menimbulkan masalah lingkungan.

Saya yakin, pihak sekolah mungkin tidak menyadari sepenuhnya dampak jangka panjang dari perilaku ini. Namun, tindakan ini berisiko menumbuhkan pandangan keliru pada siswa bahwa membuang sampah di pinggir sungai adalah hal yang diperbolehkan.

Pada kenyataannya, membuang sampah ke aliran sungai dapat berdampak buruk. Sampah yang tertumpuk di tepi sungai tentu dapat mencemari air. Juga dapat menyebabkan penyumbatan yang akhirnya memicu banjir, terutama saat musim hujan seperti sekarang ini.

Di sisi lain, tindakan tersebut menunjukkan bahwa edukasi peduli sampah di beberapa sekolah masih belum optimal. Ini menjadi catatan penting bagi dunia pendidikan untuk serius dalam mengajarkan siswa tentang tanggung jawab dalam mengelola sampah.

Jika sekolah belum mampu menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang memadai, setidaknya pihak sekolah harus memberikan pemahaman kepada siswa untuk tidak membuang sampah di tempat yang tidak semestinya. 

Ini adalah langkah awal untuk membentuk karakter yang peduli lingkungan dan taat aturan tentang menjaga kenyaman umum.

Menyediakan tempat khusus untuk membuang sampah di area sekolah adalah langkah bijak. Dengan begitu, siswa memiliki tempat yang jelas untuk membuang sampah mereka dan tidak perlu mencari tempat sembarangan.

Peran sekolah berkontribusi demi mengatasi permasalahan sampah dan lingkungan. (Foto: Akbar Pitopang)
Peran sekolah berkontribusi demi mengatasi permasalahan sampah dan lingkungan. (Foto: Akbar Pitopang)

Tidak hanya itu, sekolah juga dapat memanfaatkan momen ini untuk mengajak siswa berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta lingkungan sekitarnya.

Perhatian semacam ini tidak hanya untuk menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan, tetapi juga memberikan rasa tanggung jawab pada siswa. 

Mereka belajar bahwa sampah adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tugas petugas kebersihan.

Mengelola sampah dengan baik juga bisa dimulai dari pemahaman mengenai pemilahan sampah. Sekolah dapat mengajarkan siswa untuk membedakan sampah organik dan anorganik serta bagaimana cara mendaur ulang sampah.

Program seperti bank sampah juga sebaiknya dipadukan dengan edukasi tentang nilai ekonomi dari sampah. Siswa perlu memahami bahwa sampah yang dikelola dengan benar bisa menjadi sesuatu yang mendatangkan cuan.

Jika sejak dini siswa sudah terbiasa mengelola sampah, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang sadar lingkungan. 

Dengan begitu, harapannya mereka tidak hanya peduli sampah di sekolah, tetapi juga di lingkungan tempat tinggal mereka dan bahkan dimanapun berada.

Untuk mendukung program ini, peran guru dan tenaga pendidik sangat penting. Guru harus menjadi contoh dan teladan memberikan pemahaman yang tepat kepada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Di sisi lain, orangtua juga memiliki peran besar dalam membentuk karakter peduli sampah pada anak-anak mereka. Apa yang diajarkan di sekolah perlu didukung dengan kebiasaan yang sama di rumah.

Selain itu, dukungan dari pemerintah juga sangat dibutuhkan. Pemerintah dapat memberikan bantuan fasilitas atau pelatihan untuk guru dan Kepala Sekolah agar program pendidikan lingkungan di sekolah dapat berjalan lebih efektif.

Dengan sinergi antara sekolah, orangtua, pemerintah dan kita semua, kita bisa berharap bahwa anak-anak Indonesia tumbuh dengan kesadaran penuh akan pentingnya menjaga lingkungan utamanya peduli sampah.

Membangun generasi sadar sampah memang membutuhkan kerja keras, tetapi upaya ini sepadan dengan manfaatnya. 

Jika generasi muda sudah terbiasa menjaga lingkungan, mereka akan membawa kebiasaan baik ini hingga dewasa supaya dapat mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.

Bismillah, bersama-sama, kita wujudkan Indonesia yang lebih peduli sampah dan bersih berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Aamiin

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun