Di satu sisi, kampanye untuk hidup sehat dan makan makanan bergizi semakin gencar. Sedangkan di sisi lain, daya tarik makanan cepat saji dan ultra processed food yang rendah gizi terus mendominasi pasar.Â
Iklan yang masif dan gaya hidup modern yang sibuk semakin memperkuat tren ini. Akibatnya, banyak orang terjebak dalam kebiasaan makan yang tidak sehat.Â
Ketergantungan pada makanan instan dan junkfood ini perlahan-lahan mengikis kualitas kesehatan dan menjadi tantangan serius dalam upaya pemenuhan gizi nasional.
Edukasi yang lebih mendalam tentang bahaya makanan rendah gizi harus menjadi perhatian. Masyarakat perlu disadarkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi junkfood dan ultra processed food yang tampak praktis dan lezat dalam jangka panjang bisa merugikan kesehatan mereka dan anak-anak.Â
Hanya dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama, kita dapat menghadapi tantangan ini dan beralih menuju pola makan yang lebih sehat. Pemenuhan gizi nasional tidak hanya soal makan enak, tetapi juga makan dengan cerdas.
Kita perlu memahami bahwa pemenuhan gizi bukan hanya soal pilihan, melainkan kebutuhan esensial yang akan menentukan masa depan bangsa. Inilah waktu yang tepat bagi semua pihak ---pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta--- untuk berkolaborasi dalam mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung gizi sehat dan seimbang bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan upaya bersama, kita dapat membangun generasi yang tidak hanya cerdas dan berprestasi, tetapi juga sehat dan kuat.Â
Masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak kita, dan memastikan mereka mendapatkan gizi yang baik adalah langkah pertama untuk menjamin masa depan yang lebih cerah. Aamiin..
Semoga ini bermanfaat..
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H