Badan Gizi Nasional harus lebih proaktif dalam mendorong pemanfaatan pangan lokal yang tidak hanya kaya nutrisi, tetapi juga terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Salah satu kuncinya adalah memastikan sektor pertanian dan peternakan lokal dapat berkembang dengan baik. Pemerintah perlu menciptakan ekosistem yang mendukung para petani dan peternak untuk menghasilkan produk pangan berkualitas dengan harga yang terjangkau.Â
Tentunya dengan peningkatan akses teknologi pertanian, perbaikan infrastruktur distribusi, hingga memberikan subsidi yang tepat sasaran.Â
Jika harga pangan lokal bisa ditekan, masyarakat akan lebih memilih produk tersebut, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pemenuhan gizi secara nasional.
Yup, kampanye untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat pangan lokal juga harus terus digalakkan. Banyak orang belum menyadari bahwa bahan makanan yang tumbuh di sekitar kita, seperti singkong, jagung, ubi, hingga ikan air tawar, memiliki kandungan gizi yang tak kalah dengan produk impor.Â
Mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih berpihak pada pangan lokal akan membantu memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Tantangan Makanan Instan Tak Bergizi
Upaya untuk memenuhi gizi masyarakat Indonesia menghadapi tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Masalah gizi bukan hanya soal akses dan ketersediaan pangan bergizi, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat modern yang cenderung serba instan.Â
Junkfood, ultra-processed food, dan pola makan yang didominasi oleh makanan siap saji menjadi musuh utama dalam mencapai gizi seimbang.Â
Gaya hidup kekinian dengan konsumsi makanan yang minim nutrisi ini semakin mengakar, terutama di kalangan generasi muda, yang lebih memilih kepraktisan daripada memikirkan kandungan gizi.