Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Misi Pemenuhan Gizi Nasional Mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas

23 Agustus 2024   11:32 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:16 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjaga Gizi di Tengah Tantangan Ekonomi

Pemenuhan gizi bagi masyarakat Indonesia memang bukan perkara mudah. Dengan populasi besar dan sebagian besar masih berada pada kelas menengah ke bawah, tantangan dalam menyediakan makanan bergizi semakin kompleks. Di saat yang sama, kelas menengah atas pun mulai goyah di tengah tantangan ekonomi yang makin keras menghantam. 

Di sinilah peran pemerintah menjadi krusial, khususnya dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan agar keluarga di seluruh Indonesia tetap dapat menyajikan makanan bernutrisi di rumah mereka.

Harga bahan makanan yang melambung tentu saja menjadi penghalang besar bagi rumah tangga untuk fokus pada pemenuhan gizi. Ketika kebutuhan pokok mahal, mayoritas masyarakat akan lebih mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas makanan yang dikonsumsi. 

Prinsip "asal kenyang" menjadi hal yang lazim, terutama di kalangan masyarakat dengan penghasilan terbatas. 

Di sinilah letak paradoksnya. Kita memiliki berbagai program untuk meningkatkan gizi, tetapi tanpa akses yang mudah terhadap bahan makanan berkualitas, tujuan ini sulit tercapai.

Kekurangan gizi bukan hanya persoalan sepele. Akibat dari nutrisi yang tidak memadai, anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga miskin sering kali tumbuh dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Mereka menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit kronis, seperti tumor, kanker, hingga autoimun. 

Lingkaran setan ini berputar tanpa henti: kemiskinan, kekurangan gizi, dan kesehatan yang buruk seolah menjadi jeratan yang sulit dilepaskan.

Solusi jangka panjang untuk masalah ini tidak bisa hanya sebatas program sesaat. Pemerintah harus memperkuat kebijakan yang berfokus pada stabilisasi harga bahan pokok serta memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang merata terhadap pangan bergizi.

Pangan lokal untuk perbaikan gizi. (Kompas/Supriyanto)
Pangan lokal untuk perbaikan gizi. (Kompas/Supriyanto)

Peran Pemanfaatan Pangan Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun