Ini menjadi pengingat bahwa tidak semua orang cocok untuk bekerja di bidang ini, terutama jika mereka tidak memiliki kesiapan mental dan emosional yang memadai.
Mengasuh anak adalah tugas yang penuh tantangan. Apalagi untuk anak yang masih berusia prasekolah dan sedang dalam fase eksplorasi. Anak-anak di usia ini cenderung aktif, rewel, dan seringkali sulit dipahami. Mereka juga mengalami fase tantrum yang bisa sangat melelahkan bagi para pengasuh.Â
Daycare yang tidak siap menghadapi situasi ini sering kali bereaksi negatif, yang sayangnya bisa berujung pada tindakan kekerasan. Padahal, pekerjaan mereka seharusnya adalah membantu anak-anak melewati fase-fase ini dengan penuh kesabaran dan pengertian.
Selain menerima pembayaran sesuai kesepakatan, daycare juga harus memahami bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan anak-anak yang dititipkan.Â
Dengan memberikan perhatian yang cukup, memastikan lingkungan yang aman, dan yang terpenting menciptakan suasana yang mendukung perkembangan emosional dan psikologis anak.Â
Mengambil tanggung jawab ini bukan hanya soal menerima cuan, tetapi juga memahami konsekuensi besar yang datang bersama pekerjaan ini. Daycare seharusnya berfungsi sebagai perpanjangan tangan orangtua, yang memberikan cinta dan perhatian yang sama seperti di rumah.
Kasus-kasus penganiayaan ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua penyedia daycare untuk melakukan introspeksi dan penilaian ulang terhadap komitmen mereka.Â
Bagi para orang tua, ini juga menjadi pengingat penting untuk lebih selektif dalam memilih daycare.
Orangtua Milenial dan Daycare: antara Karir dan Keamanan Anak
Di era modern ini, semakin banyak ibu muda yang memilih untuk berkarir atau bekerja diluar rumah. Bukan karena dorongan atau paksaan dari suami, tetapi atas dasar keyakinan dan impian pribadi. Namun, pilihan ini membawa konsekuensi yang cukup berat, yaitu anak-anak harus dititipkan di daycare.Â
Situasi ini menciptakan dilema tersendiri bagi para orangtua karena harus mempercayakan buah hati mereka kepada orang lain saat mereka bekerja. Kebutuhan untuk bekerja dan keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak, baik secara emosional maupun finansial, menjadi dua sisi timbangan yang harus diseimbangkan.