Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sumatera Barat dan Libur Sekolah Memerlukan Kesiapan Infrastruktur

6 Juli 2024   07:29 Diperbarui: 8 Juli 2024   02:24 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Jam Gadang Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat dipadati wisatawan di musim liburan. (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Dengan komitmen bersama antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat, Sumatera Barat bisa menjadi contoh sukses pariwisata berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

Pentingnya infrastruktur demi aksesibilitas pariwisata berkelanjutan

Jembatan fly over Kelok 9 di Kabupaten Limapuluh Kota, penghubung Sumatera Barat dan Riau. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Jembatan fly over Kelok 9 di Kabupaten Limapuluh Kota, penghubung Sumatera Barat dan Riau. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sumatera Barat, dengan pesona alam dan budaya yang memukau, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan yang mendunia. Potensi ini tentu perlu diimbangi dengan kesiapan infrastruktur yang memadai. 

Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah kondisi jalan. Jalan yang baik tidak hanya memudahkan akses wisatawan ke berbagai destinasi, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan keselamatan mereka selama perjalanan.

Pada musim liburan, kemacetan parah seringkali menjadi pemandangan umum di berbagai ruas jalan di Sumatera Barat. Kemacetan ini tentu saja mengurangi pengalaman berlibur dan memberikan kesan negatif bagi wisatawan. 

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah harus mencari solusi antisipatif. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah pembangunan ruas jalan baru sebagai rute alternatif. Rute ini bisa mengurangi beban jalan utama dan mengalirkan lalu lintas dengan lebih lancar.

Selain itu, perbaikan jalan di setiap titik kerusakan, meskipun kecil, sangat penting untuk dilakukan. Jalan yang mulus dan bebas dari lubang akan meningkatkan kenyamanan berkendara dan mengurangi risiko kecelakaan. 

Investasi dalam infrastruktur jalan ini tidak hanya menguntungkan wisatawan, tetapi juga masyarakat lokal. Dengan akses jalan yang lebih baik, distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian lokal. 

Desa-desa yang sebelumnya sulit dijangkau dapat berkembang menjadi destinasi wisata baru atau menjadi desa wisata, memperkaya ragam pilihan bagi wisatawan.

Keseluruhan upaya ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan. Dengan infrastruktur jalan yang baik, Sumatera Barat tidak hanya menarik lebih banyak wisatawan, tetapi juga memastikan bahwa pariwisata berkembang dengan cara yang menghormati dan memberdayakan masyarakat lokal.

Ancaman gejolak alam terhadap kerusakan infrastruktur 

Obyek wisata rusak akibat banjir bandang atau galodo di kawasan Lembah Anai, Senin 13/5/2024. (KOMPAS/YOLA SASTRA)
Obyek wisata rusak akibat banjir bandang atau galodo di kawasan Lembah Anai, Senin 13/5/2024. (KOMPAS/YOLA SASTRA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun