Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Harus "High Tech" dan "High Touch" dalam Transformasi Pendidikan

23 Mei 2024   09:47 Diperbarui: 24 Mei 2024   07:33 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan siswa. (DOK. Kemendikbudristek)

Dengan begitu, pendidikan tidak hanya menjadi sarana transfer pengetahuan berbasis teknologi (high tech), tetapi juga menjadi wahana pembentukan karakter dan pengembangan potensi manusia secara holistik (high touch).

(ilustrasi sumber dari kompas.id)
(ilustrasi sumber dari kompas.id)

Menjaga nilai kemanusiaan dalam pendidikan di era AI

Guru masa kini dihadapkan dengan berbagai kemajuan teknologi, termasuk dengan adanya kecerdasan buatan (AI). Kehadiran AI dalam pendidikan menawarkan berbagai potensi untuk meningkatkan proses belajar mengajar, namun juga menimbulkan tantangan bagi para pendidik. 

Tidak elok rasanya bila guru tidak mengenal AI, karena dengan demikian mereka bisa terisolasi dan tertinggal, bagaikan katak dalam tempurung. 

Guru adalah sosok pembelajar sepanjang hayat, dan pemahaman tentang AI adalah bagian penting dari perkembangan profesional mereka.

Dengan AI dapat membantu guru untuk menganalisis, memberikan umpan balik, dan mengadaptasi materi pelajaran sesuai kebutuhan. Namun, AI tidak bisa menggantikan kehadiran dan peran seorang guru sebagai pendidik seutuhnya.

Kehadiran guru di kelas tidak hanya tentang menyampaikan materi pelajaran. Lebih dari itu, guru memainkan peran penting dalam membentuk karakter, memberikan inspirasi, dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. 

Melansir Repository UIN Suska, high touch adalah mempercayai sesuatu yang mengakui adanya sesuatu yang lebih besar di luar diri kita dengan kemanusiaan. Manusia memperoleh kehormatan dan kesempatan untuk mengaktualisasikan hakikat dirinya dalam proses kehidupannya.

Maka, dalam bayang-bayang kecerdasan buatan, kehadiran guru tetap sangat diperlukan untuk mengakui dan menanamkan nilai-nilai seperti empati, integritas, dan kerjasama. AI mungkin dapat mengajarkan pengetahuan, tetapi hanya manusia yang bisa mengajarkan apa artinya menjadi manusia.

Peran guru yang tidak dapat digantikan oleh AI dalam membangun hubungan interpersonal. Interaksi antara guru dan siswa menciptakan ikatan emosional yang mendukung proses pembelajaran. 

Sebagai pembelajar sepanjang hayat, guru terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya, termasuk dalam bidang teknologi. Menguasai penggunaan AI dalam pendidikan dapat membuka peluang baru untuk metode pengajaran yang lebih efektif dan efisien. 

Namun, guru harus tetap kritis dan bijaksana dalam menggunakan teknologi ini, memastikan bahwa teknologi digunakan untuk mendukung, bukan menggantikan peran kemanusiaan dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun