Tentu saja, keputusan untuk menikah lagi di usia lanjut juga tidak terlepas dari berbagai tantangan. Mereka mungkin harus mengatasi stigma sosial atau pendapat miring dari keluarga tentang keputusan tersebut.Â
Selain itu, ada juga pertimbangan-pertimbangan lain seperti aspek kesehatan dan keuangan yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan jilid kedua.
Apakah orangtua tidak bahagia bersama keluarga masing-masing?
Perjalanan pernikahan kaum lansia tidaklah selalu berjalan mulus tanpa rintangan. Salah satu tantangan utama yang sering dihadapi adalah pertentangan dari anak-anak mereka sendiri.Â
Ketika orangtua menyampaikan keinginannya untuk menikah lagi, konflik antara orangtua dan anak pun dapat timbul. Anak-anak mungkin merasa tidak percaya atau bahkan marah dan kecewa atas keputusan tersebut.Â
Karena bagi mereka, gagasan tentang orangtua menikah lagi mungkin terdengar tidak masuk akal atau bahkan mengancam stabilitas keluarga yang telah ada.
Dalam pikiran anak-anak, kebahagiaan orangtua seharusnya dapat ditemukan dalam hubungan keluarga yang sudah ada, baik bersama pasangan sebelumnya atau dalam lingkup anggota keluarga yang telah terbentuk.Â
Anak mungkin berpendapat bahwa orangtua seharusnya fokus pada anggota keluarga yang telah ada, bersama anak-anak dan cucu-cucu, bukan mencari kebahagiaan diluar dari itu.
Namun, dari sisi orangtua, keputusan untuk menikah lagi tidaklah terkait dengan ketidakpuasan terhadap hubungan yang telah ada atau kurangnya kebahagiaan dalam lingkup keluarga yang sudah terbentuk.Â
Ada beragam alasan yang mendasari keputusan tersebut. Nah, setelah ini kita akan bahas satu per satu apa saja alasan orangtua hendak menikah lagi.
1. Butuh teman hidup
Salah satu alasan utama mengapa para duda dan janda pada usia lanjut masih tertarik untuk menikah lagi adalah kebutuhan akan kedekatan hubungan emosional.Â