Mengembalikan potensi positif di diri murid bermasalah
Sekolah dalam esensinya bukanlah tempat bagi mereka yang dianggap pintar dan mudah diatur. Sekolah tidak hanya diperuntukkan bagi murid-murid berprestasi, tetapi melibatkan semua individu, tanpa memandang seperti apa kemampuan atau karakternya.Â
Konsepsi bahwa sekolah hanyalah tempat untuk membina yang dianggap "bisa diatur" terbukti terlalu sempit, mengingat setiap individu memiliki potensi dan tantangan masing-masing.
Jika semua murid sudah memiliki segala kecerdasan dan karakter yang baik sejak lahir, maka mungkin sekolah tidak lagi menjadi suatu kebutuhan.Â
Namun, realitanya menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk individu dan mendorong mereka untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka.
Perlu diakui bahwa di masa kini telah menyuguhkan berbagai alternatif proses belajar, seperti pembelajaran daring atau virtual (seperti metaverse) yang memungkinkan siswa mengakses ilmu pengetahuan kapan saja dan dimana saja.Â
Meskipun demikian, sekolah tetap memiliki peran penting sebagai wadah pembinaan, pemberi bimbingan, membangun karakter, mengajarkan nilai-nilai, dan pendorong perubahan positif menjadi individu yang lebih baik.
Dengan demikian, sekolah menjadi tempat yang sangat tepat untuk melaksanakan fungsi mendidik, membina, dan membimbing murid-murid yang yang dianggap bermasalah.Â
Sekolah bertugas mencetak kepribadian generasi bangsa sesuai dengan konsep kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara, serta mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Serta membentuk individu yang berkontribusi positif terhadap masyarakat dan bangsa.
Memahami peran orangtua dalam pembentukan karakter siswa
Karakter orangtua dan keluarga memang mencerminkan kebijaksanaan pepatah yang menyatakan, "buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Pengaruh karakter orangtua dan keluarga terhadap anak memiliki korelasi dalam membentuk kepribadian.Â