Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bekali Siswa Keterampilan Debat Perspektif Kurikulum Merdeka

9 Januari 2024   17:01 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:43 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upaya membangun generasi yang menghargai perbedaan demi keutuhan bangsa dan negara. (foto Akbar Pitopang)

Upaya membangun generasi yang menghargai perbedaan demi keutuhan bangsa dan negara. (foto Akbar Pitopang)
Upaya membangun generasi yang menghargai perbedaan demi keutuhan bangsa dan negara. (foto Akbar Pitopang)

Mendidik keterampilan debat lewat konteks pendidikan

Fenomena debat capres-cawapres dan perdebatan sengit di dunia maya menjadi pemicu bagi dunia pendidikan untuk memberikan perhatian ekstra terhadap pengembangan keterampilan debat bagi para anak didik. 

Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga memasukkan aspek keterampilan sosial yang mampu membekali generasi penerus dengan kemampuan menghadapi perbedaan pandangan.

Kemampuan berdebat merupakan suatu keahlian yang krusial dalam menghadapi dunia yang penuh dengan keragaman pemikiran dan pandangan.

Anak didik perlu diajarkan bukan hanya bagaimana menyampaikan argumen dengan jelas dan logis, tetapi juga bagaimana mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai pendapat orang lain. 

Keterampilan ini tak hanya bermanfaat dalam ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka sebagai warga negara Indonesia yang baik.

Dunia ini dipenuhi dengan manusia yang memiliki pandangan dan cara pemikiran yang beragam. Oleh karena itu, anak didik perlu memahami bahwa argumen dan tanggapan setiap orang akan berbeda, dan tidak bisa dipaksakan untuk diterima oleh orang lain. 

Melalui pendidikan debat atau sesi diskusi kelompok di kelas, mereka dapat belajar untuk memahami sudut pandang yang berbeda dan merespons dengan bijaksana.

Karena tak jarang kita menyaksikan debat yang berujung pada konflik, permusuhan, bahkan peperangan. 

Hal ini mendorong kita untuk merenung, mengapa suatu debat bisa berakhir dengan "kekerasan"? Jawabannya terletak pada kurangnya pemahaman, toleransi, dan keterampilan komunikasi. 

Pendidikan debat dapat menjadi solusi untuk meminimalkan risiko tersebut dengan membekali generasi muda dengan keahlian menyelesaikan perbedaan (problem solving) secara konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun