Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misteri "Post Holiday Blues" dan Eksplorasi Dampak Liburan pada Kesehatan Mental

4 Januari 2024   19:48 Diperbarui: 15 Januari 2024   10:21 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan putus karena longsor di lintas Sumbar-Riau pada musim libur Nataru 2024 yang lalu. (dok. istimewa, dimuat riauakses.com)

Karena gak mungkin kita pengennya liburan terus, senang-senang terus ya kan.. Life must go on dengan kembali bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Sementara itu, dengan melihat rutinitas sebagai peluang untuk pertumbuhan dan profesionalisme maka akan membuka peluang menuju pencapaian masa depan yang lebih cerah.

Dengan memahami dan mengatasi Post Holiday Blues, kita dapat melihat kembali ke rutinitas dengan semangat dan penuh antusiasme.

Jalan putus karena longsor di lintas Sumbar-Riau pada musim libur Nataru 2024 yang lalu. (dok. istimewa, dimuat riauakses.com)
Jalan putus karena longsor di lintas Sumbar-Riau pada musim libur Nataru 2024 yang lalu. (dok. istimewa, dimuat riauakses.com)

Musim liburan dan potensi Post Holiday Blues di jalur lintas Sumbar-Riau

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Post Holiday Blues memang beragam, dan salah satu penyebab utamanya dapat berasal dari pengalaman liburan yang kurang memuaskan.

Beberapa orang mungkin menghadapi tekanan karena waktu liburan yang singkat, ditemani oleh bayang-bayang tugas yang menumpuk di pikiran mereka. Kondisi ini bisa menciptakan ketegangan dan kecemasan.

Selain itu, beberapa orang mungkin merasa bingung atau kehilangan arah setelah liburan selesai. Tidak adanya rencana atau tujuan yang jelas setelah masa cuti bisa membuat seseorang kehilangan motivasi untuk kembali beraktivitas.

Namun, aspek lain yang dapat memperburuk fenomena ini adalah pengalaman liburan yang tidak dapat dinikmati sepenuhnya. 

Terkadang, cuaca ekstrem dapat menjadi gangguan besar yang mengubah suasana liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi pengalaman yang mengecewakan. 

Sebagai contoh, masa libur sekolah yang berbarengan dengan libur Nataru terganggu oleh cuaca buruk, seperti hujan deras, banjir hingga longsor. 

Fenomena alam ini dapat membatasi pilihan kegiatan liburan, bahkan membatalkan rencana berlibur hingga akhirnya membuat orang merasa kecewa.

Nah, libur Nataru 2024 kemarin menjadi pengalaman yang cukup berkesan ---"mengecewakan"--- bagi para wisatawan asal Riau yang merencanakan liburan ke Sumatera Barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun