Saat saya tanyakan kepada guru senior tentang alasan hutang yang masih menggunung, jawabannya bukanlah sesuatu yang sederhana.Â
Meskipun sudah menjadi PNS dan memiliki gaji yang relatif stabil, rupanya kehidupan seorang guru tidak lepas dari tekanan finansial yang terus datang menghampiri.
Salah satu alasan utama adalah kebutuhan yang terus berkembang seiring waktu. Sebagai contoh, ketika guru mengambil kredit untuk memiliki rumah, kebutuhan lain yang mendesak turut muncul, seperti biaya pendidikan anak yang memasuki perguruan tinggi.Â
Kondisi ini menciptakan siklus dimana guru terus membutuhkan dana tambahan dari bank, sehingga hutang yang ada sulit untuk lunas tepat waktu sesuai akad awal.
Lewat proses pelunasan kredit lama yang diikuti dengan penambahan plafon dan perpanjangan tenor menjadi strategi umum yang dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan yang tak terduga tersebut.Â
Meskipun bekerja keras dan memiliki pekerjaan tetap sebagai PNS, guru tetap merasa sulit untuk mengatasi beban finansial.Â
Faktor-faktor seperti urusan pendidikan anak, biaya kesehatan yang tak tercover BPJS, dan kebutuhan lain yang tak terduga menciptakan tantangan yang sulit diatasi hanya dengan gaji bulanan yang terbatas.
Mengurai masalah finansial dan hutang guruÂ
Dengan semakin terkuaknya tantangan finansial yang harus dihadapi para guru, menjadi jelas bahwa langkah-langkah perubahan dan dukungan lebih lanjut sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan.Â
Memang sudah sepatutunya bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem gaji dan tunjangan guru.
Perubahan kebijakan yang lebih manusiawi dan transformatif dapat membantu guru mengatasi beban finansial yang terus meningkat.Â
Ini bisa mencakup peninjauan ulang besaran gaji, pemberian tunjangan yang lebih adil, atau bahkan program bantuan khusus untuk membantu guru memenuhi kebutuhan hidup dan mengelola beban hutang.