Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membendung Arus Judi Online yang Merusak Tatanan Kehidupan

26 Agustus 2023   13:04 Diperbarui: 2 September 2023   17:18 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tangkapan layar Akbar Pitopang)

Oleh karena itu, tentang perjudian online yang merusak ini, kita tidak boleh bungkam. Kita harus bersatu, membangun kesadaran tentang bahaya yang mengintai generasi muda. 

Dengan tindakan kolektif, harapan masih ada untuk membangun masyarakat yang bebas dari kegelapan dunia perjudian online yang menjerumuskan.

Aksi judi online, pergeseran paradigma, dan intervensi jalur pendidikan

Pendidikan dan komunikasi yang terbuka perlu ditingkatkan di keluarga dan sekolah untuk menghindari cengkraman perjudian online.

Pendidikan --baik formal maupun informal-- harus ditingkatkan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang konsekuensi perjudian online. 

Anak-anak dan pelajar yang seharusnya tengah asyik mengejar cita-cita dan menyerap ilmu pengetahuan, kini banyak yang terperangkap dalam jebakan perjudian online. Bukan sekadar merampas waktu dan masa-masa berharga, judi online dapat meruntuhkan pondasi moral dan mental anak-anak kita.

Bukan hanya tentang kehilangan uang, tetapi juga kehilangan masa depan yang cemerlang. Dari kisah dan cerita pahit yang telah terungkap, dimana siswa yang seharusnya menjadi harapan bangsa terjerumus ke dalam lingkaran setan perjudian yang akan membinasakan. 

Ketika anak-anak ini seharusnya memikirkan pelajaran, mereka kini terjerat dalam permainan berbahaya yang merusak keseimbangan emosi dan akal sehat. Ironisnya, dunia maya yang seharusnya menjadi partner belajar yang menghubungkan pengetahuan, kini malah menjadi malapetaka dalam jaring judi online yang memalukan.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi generasi muda penerus bangsa. Dengan mengajarkan mereka tentang bahaya perjudian daring dan memberikan alternatif hiburan yang lebih sehat dan bertanggung jawab. 

Lagi-lagi, dalam menghadapi ancaman judi online ini kita perlu mengajarkan mereka tentang literasi digital, etika digital dan tanggung jawab digital untuk membentengi mereka dalam merespon rayuan judi online yang bisa datang dari segala penjuru, utamanya dalam proses pergaulan atau interaksi bersama teman.

Dengan demikian, edukasi atau intervensi jalur pendidikan tentang bahaya perjudian daring harus dimulai sejak dini di sekolah-sekolah. Berbagai pendekatan bisa dicoba misalnya dikaitkan dengan isu sosial, serta juga bisa melalui perspektif ajaran agama.

Melawan perjudian dapat memberikan harapan. Orangtua dan pendidik harus bersatu dalam memberikan informasi dan pemahaman yang jelas kepada anak-anak tentang dampak judi online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun