Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tantangan Terberat Mendidik di Era Disrupsi dalam Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW 2023

28 September 2023   00:31 Diperbarui: 28 September 2023   23:31 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya pembentukan karakter peserta didik, menjadi tantangan bagi guru di era disrupsi seperti saat ini. (foto Akbar Pitopang)

Karakter Rasulullah SAW yang luar biasa dapat menginspirasi dan memberikan pedoman bagi kita semua dalam kehidupan dunia yang terus berjalan cepat seperti saat ini.

Karakter atau sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang masih relevan dengan perkembangan zaman serta bisa kita tumbuhkan dalam diri generasi kita di masa kini.

Salah satu sifat Nabi yang sangat relevan adalah kejujuran. Nabi Muhammad memperoleh gelar "Al-Amin" –yang diberikan oleh masyarakat Mekkah kala itu yang masih menganut berbagai agama serta kepercayaan nenek moyangnya– yang berarti "orang yang terpercaya." 

Kejujuran adalah landasan utama dalam membentuk karakter yang unggul dan dapat diandalkan. Di era di mana berita atau konten-konten hoaks semakin merajalela, mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya kejujuran adalah suatu keharusan.

Integritas adalah sifat lain yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW, yang mesti diamalkan dalam segala aspek kehidupan, dari bisnis hingga kehidupan pribadi. Menanamkan integritas kepada generasi muda akan membantu mereka menjadi individu yang dapat dipercaya dan memiliki nilai-nilai moral.

Rasa kasih sayang dan kepedulian juga merupakan sifat-sifat yang sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu bersikap penyayang terhadap anak-anak, orang miskin, dan orang-orang yang membutuhkan, serta kepada semua manusia tanpa pandang bulu. 

Dalam dunia yang semakin keras dan individualistik, mengajarkan kepada generasi muda untuk menjadi penyayang dan peduli terhadap sesama adalah sangat begitu sangat penting. terlebih saat ini Indonesia sudah mengalami darurat bullying dan kekerasan oleh siswa atau generasi muda.

Sudah betapa sering kita menyimak berita tentang kasus kekerasan, bullying, perundungan dan tindakan tidak manusiawi seperti itu yang pelakunya adalah generasi muda kita. Sungguh miris sekali dan harus menjadi perhatian bagi kita.

Selain peran orangtua, keluarga juga sangat berperan dalam mendidik generasi juga tidak bisa diabaikan. 

Ketika Nabi Muhammad SAW sudah menjadi seorang yatim-piatu, beliau tetap mendapat perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang baik dari kakek dan pamannya. Keluarga adalah elemen penting tentang bagaimana dapat berperan dalam membentuk karakter anak. 

Dalam masa modern ini, meskipun banyak orangtua sibuk dengan pekerjaan dan urusan dunia lainnya, penting bagi orangtua untuk tetap memberikan perhatian, bimbingan, dan cinta kepada anak supaya mereka dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter dan berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun