Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak menjadi penting dalam membangun karakter Pancasila yang kuat.
Sebagai seorang guru, seringkali saya dihadapkan pada anak didik yang memiliki karakter dan kepribadian yang tampak "lost control". Mereka telah menunjukkan perilaku yang tidak terkendali, sulit mengontrol emosi, dan sering kali melanggar aturan.Â
Di balik perilaku ini, terdapat berbagai faktor yang berperan, termasuk lingkungan dan pengaruh keluarga yang kurang ramah terhadap fase perkembangan anak.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak kondusif, terpapar pada kekerasan, atau bahkan pergaulan yang buruk, cenderung lebih rentan terhadap perilaku "lost control".Â
Lingkungan yang negatif dapat memberikan pengaruh yang kuat dan mengubah pola pikir serta sikap mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah membantu anak didik mengatasi tantangan ini dan membangun karakter yang lebih baik.Â
Pertama-tama, penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk hubungan yang baik antara guru dan siswa, membangun kepercayaan, dan memberikan dukungan yang positif, termasuk memberikan dorongan yang konstruktif dapat membantu anak didik memperkuat harga diri dan pengendalian dirinya.
Selain itu, kolaborasi dengan orang tua juga sangat penting dalam membangun karakter anak. Berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua, melibatkan mereka dalam proses pendidikan, dan memberikan saran yang konkret dan praktis dapat membantu menguatkan peran mereka sebagai orang tua di rumah.
Menyadari bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda, penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dalam mendukung anak secara personal.
Tidak hanya itu, pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait juga harus berperan aktif dalam memberikan pemahaman dan pemantauan terhadap dampak negatif teknologi dan lingkungan terhadap generasi muda.Â