Dengan sikap mandiri, banyak orang Minang yang memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berdagang di perantauan. Meskipun memiliki modal yang terbatas bukanlah halangan untuk menjalankan usaha kecil-kecilan yang dapat memberikan penghasilan tambahan.
Pengalaman saya bahwa dulu pernah jualan baju batik khas Minang dan pernah pula jual-beli sepeda. Hal yang sederhana namun layak untuk dicoba mengenai kultur berdagang.
Di perantauan, banyak orang Minang yang jualan makanan atau kuliner khas, membuka warung atau toko kecil-kecilan, sebagai sumber penghasilan tambahan.Â
Ada yang berdagang dengan membawa barang dagangan menggunakan kendaraan bermotor. Maupun memanfaatkan teknologi untuk berdagang seperti memanfaatkan media sosial untuk dapat menjangkau pelanggan dari berbagai daerah dengan lebih mudah dan efisien.
Semangat berdagang yang dimiliki oleh orang Minang di perantauan menunjukkan betapa pentingnya kemampuan berwirausaha dan bersikap kreatif dalam menaklukkan situasi ekonomi di negeri orang.Â
Kelima, menjamurnya Rumah Makan Padang karena keterampilan memasak
Keterampilan memasak adalah salah satu hal yang sangat dihargai oleh orang Minang dimanapun mereka berada. Kemampuan memasak menjadi aset yang sangat berharga.Â
Kemampuan memasak ini penting untuk keperluan pribadi. Misalnya saya dulu sering masak semasa masih kuliah di Jogja.Â
Bila ditekuni dengan baik maka kemampuan memasak ini akan berguna bagi orang Minang untuk membuka usaha kuliner.
Makanan khas Minangkabau seperti rendang atau sate padang, sudah menjadi ikon kuliner Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara. Tak heran jika banyak orang Minang yang membuka usaha rumah makan di berbagai kota di Indonesia.
Banyak orang Minang yang membuka usaha rumah makan atau usaha kuliner tanpa modal besar. Mereka mulai misalnya dengan menyewa tempat kecil atau bahkan berjualan dengan gerobak.Â