Merantau adalah sebuah pengalaman hidup yang sangat berharga bagi orang Minang. Oleh sebab itu, tak heran jika fenomena merantau masih tetap eksis dan menjadi tradisi yang terus dijaga oleh orang Minang hingga saat ini.
Selain itu, tentu bonus dari berjuang, bertahan hidup dan menaklukkan segala tantangan hidup di perantauan akan membuahkan semacam keberhasilan dan kesuksesan dalam bentuk materi atau kecukupan rezeki.
= Petuah dan pesan moral sebelum merantau
Merantau bukanlah perkara mudah bagi orang Minang. Namun, sebelum berangkat merantau, biasanya calon perantau akan diberikan petuah oleh keluarga dan kerabatnya. Petuah-petuah ini berisi nasehat dan pesan moral tentang bagaimana seharusnya bersikap di negeri orang.
Saya sebagai orang Minang yang sudah pernah merantau, sungguh menganggap petuah-petuah ini sangatlah berarti. Ibaratnyalebih mahal daripada sekedar pemberian sedikit uang untuk tambahan uang saku.Â
Petuah-petuah yang dulunya pernah saya dapat adalah keluar dari mulut kakek dan nenek, datuak, bundo kanduang, cadiak pandai, tetangga, kerabat dekat dan jauh, bahkan dari orang di kampung yang peduli dan memberikan perhatian kepad saya kala itu.
Petuah-petuah tersebut tidak hanya berisi nasihat tentang bagaimana agar calon perantau bisa bertahan hidup di negeri orang, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral yang penting bagi kehidupan manusia.Â
Petuah yang pernah saya terima misalnya tentang larangan bersikap sombong. Bahwa di negeri orang kita akan berjumpa khalayak dengan berbagai macam latar belakang dan kepekaan sosial. Bersikaplah rendah hati dan hormati orang lain.
Saya juga pernah diingatkan untuk jangan melupakan kampung dan orang-orang yang telah sayang dan peduli. Ingat akar budaya dan tradisi Minangkabau yang telah menjadi bagian dari diri, ketika sukses jangan tinggi hati dan jangan lupa "daratan".
Selain itu, saya juga pernah mendengar arahan bahwa merantau ke negeri orang adalah kesempatan untuk memperkaya wawasan dan pengalaman. Maka jangan pernah berhenti belajar dan teruslah mengembangkan kapasitas diri.
= Bekal yang dipersiapkan perantau Minang =
Bekal yang saya maksud disini adalah tentang pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan. Beberapa hal dibawah ini sepertinya tanpa disadari ternyata dapat melekat pada diri orang Minang dan sangat berguna sebagai bekal keterampilan sebagai seorang "pendatang".
Pertama, membentengi diri dengan ilmu agama dan terampil beribadah