Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Berbagi Buka Puasa Sambil Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadhan (Samber 2/30)

2 April 2023   08:32 Diperbarui: 2 April 2023   08:39 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadwal mengantarkan buka puasa di mushola perumahan. (Foto Akbar Pitopang)

Ketika saya masih kecil, bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Pada suatu ketika, ibu dan nenek saya sibuk menyiapkan hidangan berbuka puasa untuk keluarga. 

Sembari menyiapkan makanan berbuka puasa untuk dibawa ke mushola. Yup, ada satu tradisi khas yang selalu kami nantikan, yaitu mengantarkan makanan berbuka puasa ke mushola di kampung kami.

Dalam suasana petang,  saya bersama ibu dan nenek berjalan kaki menuju mushola yang berjarak sekitar 1 Km dari rumah. 

Di sepanjang jalan, saya bisa melihat suasana yang berbeda dari hari biasa. Banyak orang yang berkumpul di depan rumah atau di teras rumah mereka, menunggu waktu berbuka puasa. Beberapa orang lainnya membawa bekal berbuka puasa untuk dibagikan kepada tetangga yang kurang mampu.

Tak lama berselang, saya bersama ibu dan nenek memasuki halaman mushola yang sudah dipenuhi oleh orang-orang yang sedang menunggu waktu berbuka puasa. Terkadang, ada juga beberapa anak-anak yang sedang bermain di halaman mushola menunggu waktu berbuka tiba. 

Setelah adzan Maghrib berkumandang, seluruh orang yang berada di mushola mulai berbuka puasa bersama-sama. Saya duduk di barisan depan bersama para bapak-bapak. Sementara ibu dan nenek duduk bersama dengan para perempuan lainnya di belakang. 

Semua orang berdoa dan mengucapkan Bismillah, lalu mulai menyantap hidangan yang telah disediakan.

Kami semua alias para jamaah duduk bersama dengan orang-orang di mushola, menikmati suasana kebersamaan dan kehangatan yang tercipta.

Oh... indahnya kebersamaan itu.

Bernostalgia kenangan masa kecil di bulan Ramadhan

Masa kecil memang selalu identik dengan momen-momen yang menyenangkan, seperti berbuka puasa bersama dengan keluarga, tetangga, masyarakat maupun teman-teman di lingkungan sekitar.

Selama bulan Ramadhan, kegiatan berbuka puasa bersama di mushola ataupun di masjid menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu, termasuk bagi anak-anak yang baru belajar atau berlatih berpuasa. 

Di saat itulah anak-anak bisa ikut menikmati hidangan berbuka puasa yang disajikan, dan belajar tentang nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan dalam Islam dari kegiatan bersosialisasi tersebut.

Bernostalgia dengan kenangan masa kecil di bulan Ramadhan dapat membangkitkan kembali kenangan tentang momen-momen indah yang penuh kehangatan di masa lalu. 

Kesempatan bernostalgia dengan kenangan masa kecil di bulan Ramadhan juga bisa membawa perasaan yang syahdu dan bersahaja. 

Ternyata kenangan indah di masa kecil di bulan Ramadhan juga dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan momen-momen bahagia dan bermakna di masa sekarang dan masa depan.

Jadwal mengantarkan buka puasa di mushola perumahan. (Foto Akbar Pitopang)
Jadwal mengantarkan buka puasa di mushola perumahan. (Foto Akbar Pitopang)

Menemukan tradisi berbagi makanan berbuka puasa di perantauan

Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara mengenang masa lalu dan menikmati kehidupan di masa sekarang. 

Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang penuh kenangan dan kebersamaan bagi umat muslim di seluruh dunia. 

Tak terkecuali bagi saya yang beberapa hari yang lalu berkesempatan untuk berbagi makanan berbuka puasa bersama jamaah mushola di perumahan. 

Program kebaikan di bulan Ramadhan ini disusun oleh pengurus mushola memberikan kesempatan bagi umat muslim di perumahan untuk berbuka puasa bersama dan mempererat tali silaturahmi di perantauan.

Keberuntungan mendapati momen yang luar biasa itu membawa kembali ingatan manis di masa kecil saya. 

Dulu, saya sering ikut ibu dan nenek untuk mengantarkan makanan untuk berbuka puasa ke mushola di kampung kami. 

Suasana di musholah selalu sangat bersahaja dan penuh dengan kebersamaan dan ukhuwah. Sembari kami bersama-sama menunggu waktu berbuka puasa. Setelah itu kami beribadah bersama atau berjamaah.

Walaupun saya kini sedang menetap di perantauan, momen itu telah mengingatkan kembali kenangan masa kecil yang membuat saya bisa melepas rindu dengan suasana berbuka puasa di mushola kala di kampung dulu. 

Saya masih teringat dengan jelas bahwa semua orang di mushola terlihat bahagia dan senang saat berbuka puasa bersama. Baik dulu di kampung maupun kini di perantauan, suasananya hampir mirip.

Kesempatan berbagi makanan berbuka puasa yang saya ikuti beberapa hari yang lalu membawa kembali nostalgia masa kecil di bulan Ramadhan. 

Kegiatan ini akan mempererat tali persaudaraan antara umat muslim di perumahan. Semua orang yang hadir terlihat akrab dan senang bersosialisasi ---atau menjalin silaturahmi--- satu sama lain.

Program berbagi makanan berbuka puasa di bulan Ramadhan yang disusun oleh pengurus mushola telah memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk merasakan kebahagiaan saat berbagi dengan orang lain. 

Saya merasa senang dan sangat bersyukur sekali ketika bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Walau hanya memberi secuil misalkan berbagi takjil maka orang yang memberi dengan ikhlas dan mengharap ridho Allah SWT akan diganjar pahala yang luar biasa.

(via detik.com)
(via detik.com)

Hikmah berbagi makanan buka puasa

Setelah mendapat kesempatan untuk bernostalgia masa kecil di bulan Ramadhan yakni tentang tradisi berbagi makanan berbuka puasa ini.

Di balik semua itu ada hikmah yang dapat memberikan banyak nilai positif bagi kehidupan sosial dan keagamaan dalam menjalani bulan Ramadhan yang penuh keutamaan.

Jadi, tidak hanya sekedar bernostalgia dengan kenangan masa kecil di bulan Ramadhan. Akan tetapi ada kebaikan yang pantas untuk diraih bersamanya.

Selain hikmah dan kemuliaan yang akan diterima berdasarkan pada hadist diatas, berikut ada pula hikmah lainnya yang insyaallah akan dicapai.

Pertama, memperkokoh nilai-nilai keislaman. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling berbagi yang dapat membantu kita untuk lebih memahami dan memperkuat nilai-nilai kemuliaan seperti rasa empati, toleransi, kepedulian, dan kebersamaan.

Pada kesempatan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengenang jasa-jasa orang tua dalam membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. 

Kegiatan berbuka puasa bersama di mushola atau di rumah saat masa kecil seringkali diprakarsai oleh jasa-jasa orang tua atau nenek. 

Kedua, mempererat semangat kebersamaan (ukhuwah islamiyah). Saat berbuka puasa bersama di mushola atau masjid bisa menyentuh level keimanan dan solidaritas seorang hamba. 

Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan nilai kebersamaan. 

Ketiga, menanamkan benih-benih rasa syukur. Masa kecil memang selalu identik dengan momen-momen yang menyenangkan dan diliputi rasa kebahagiaan. Bernostalgia masa kecil di bulan Ramadhan dapat membawa kembali kenangan manis sehingga bisa membuat kita merasa bahagia.

Pada akhirnya, kita bisa menyadari betapa beruntungnya kita telah merasakan momen-momen bahagia dalam nostalgia masa kecil di bulan Ramadhan yang dapat menumbuhkan rasa syukur yang lebih dalam atas luasnya limpahan nikmat Allah SWT dalam hidup kita.

***

Kebiasaan mengantarkan makanan berbuka puasa ke mushola/masjid di kampung saya bisa dikatakan sudah menjadi sebuah tradisi yang dijumpai di bulan Ramadhan. Adalah momen yang sangat membekas di hati saya. 

Disadari bahwa selain mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, tradisi ini juga mengajarkan rasa empati dan kepedulian kepada sesama. 

Momen positif di bulan Ramadhan yang selalu menjadi kenangan indah di masa kecil itu memang pantas untuk terus dibiasakan pada masa sekarang ini.

Kesempatan bernostalgia masa kecil di bulan Ramadhan seperti ini dapat membantu kita untuk lebih menghargai momen-momen berharga dalam hidup.

Sehingga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, mari kita terus merajut tali persaudaraan dengan berbagi dan saling membantu sesama umat muslim. 

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang | 11 Ramadhan 1444 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun