Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

New World Artikel Utama

Jangan Gagap dan Harus Optimis Menyongsong Era Kecerdasan Buatan (Indonesia)

21 Februari 2023   11:37 Diperbarui: 21 Februari 2023   15:18 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)

Banyak talenta lokal yang telah menciptakan solusi-solusi inovatif menggunakan teknologi kecerdasan buatan, baik di bidang bisnis, kesehatan, lingkungan, dan lain sebagainya.

Namun, sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan dan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan secara massal. Beberapa tantangan yang perlu diatasi adalah keterbatasan infrastruktur, kurangnya pemahaman tentang teknologi kecerdasan buatan, kurangnya akses ke sumber daya pendidikan dan pelatihan yang memadai, serta kurangnya dukungan dan investasi dari pemerintah dan sektor swasta.

Untuk dapat menghasilkan dan bersaing dengan AI buatan sendiri, Indonesia perlu terus mengembangkan talenta-talenta lokal yang berbakat di bidang teknologi, memberikan pelatihan dan pendidikan yang memadai, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan teknologi kecerdasan buatan secara berkelanjutan. 

Selain itu, diperlukan juga dukungan dan investasi dari pemerintah, sektor swasta, dan komunitas global untuk mempercepat pengembangan dan adopsi teknologi kecerdasan buatan di Indonesia. 

Dengan kerja keras, kolaborasi, dan inovasi yang berkelanjutan, saya yakin Indonesia dapat menghasilkan dan bersaing dengan kecerdasan buatan ala buatannya sendiri di masa depan.

Untuk bisa bersaing di era digital dan kecerdasan buatan, sumber daya manusia Indonesia perlu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar saat ini. 

Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)
Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)

Berikut beberapa keterampilan yang perlu dikembangkan dan diasah oleh sumber daya manusia Indonesia:

  1. Keterampilan teknologi: Keterampilan teknologi seperti pemrograman, pengembangan aplikasi, big data, keamanan siber, dan kecerdasan buatan adalah keterampilan penting yang diperlukan di dunia kerja saat ini.

  2. Keterampilan kolaborasi: Sumber daya manusia perlu mengembangkan keterampilan kolaborasi dan tim, yang memungkinkan mereka untuk bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien.

  3. Keterampilan kreativitas: Keterampilan kreativitas dan inovasi sangat penting untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menciptakan solusi baru yang inovatif.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten New World Selengkapnya
    Lihat New World Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun