Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

New World Artikel Utama

Jangan Gagap dan Harus Optimis Menyongsong Era Kecerdasan Buatan (Indonesia)

21 Februari 2023   11:37 Diperbarui: 21 Februari 2023   15:18 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)

Namun, saya juga menyadari bahwa kecerdasan buatan juga dapat menimbulkan berbagai masalah dan tantangan baru, terutama dalam hal privasi, etika, dan keamanan. 

Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait, termasuk aspek teknis, sosial, dan hukum.

Secara keseluruhan, saya percaya bahwa era kecerdasan buatan yang telah hadir di tengah-tengah kita saat ini dapat memberikan manfaat yang besar jika dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Kehadiran kecerdasan buatan (AI) memang membawa banyak manfaat bagi manusia, seperti kemudahan dalam pemrosesan informasi, peningkatan efisiensi, dan pengembangan solusi untuk berbagai masalah yang kompleks. 

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi AI, kita juga harus menyikapinya dengan bijaksana dan bertanggung jawab, agar teknologi ini digunakan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi "per-adab-an" umat manusia dan lingkungan.

Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyikapi kehadiran kecerdasan buatan ini:

Pertama, persiapan di bidang pendidikan. Kita perlu meningkatkan pemahaman tentang kecerdasan buatan dan dampaknya pada masyarakat, baik dari segi teknis, sosial, dan etika. Kolaborasi antara manusia perlu dilakukan dengan mengembangkan sistem dan proses yang memungkinkan manusia dan AI bekerja bersama dengan cara yang harmonis dan saling mendukung, sehingga kita dapat memaksimalkan manfaat yang dihasilkan oleh teknologi AI.

Kedua, pengembangan etika AI. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip etika dan panduan pengembangan AI yang bertanggung jawab dan adil, serta memastikan bahwa teknologi AI tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan manusia.

Ketiga, pengawasan dan regulasi. Kita perlu memiliki pengawasan dan regulasi yang memadai untuk memastikan bahwa pengembangan dan penggunaan teknologi AI dilakukan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan dampak negatif pada kehidupan masyarakat..

Dengan menyikapi kehadiran kecerdasan buatan dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab, kita dapat memastikan bahwa teknologi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan membantu kita mengatasi berbagai masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.

Sejauh yang saya tahu, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang berbakat dan berpotensi dalam bidang teknologi, termasuk di bidang kecerdasan buatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun