Sayang sekali. cukup "ngenes" saat mengetahui kabar seperti itu.
Bagaimana upaya sekolah menumbuhkan minat baca dan kemampuan literasi siswa?
Tentu itu adalah pertanyaan penting yang mungkin sudah dipersiapkan dan akan ditanyakan kepada pihak sekolah karena itulah muara dari segala kegalauan.Â
Apapun kendala yang dihadapi sekolah dalam pengadaan fasilitas perpustakaan di sekolah, pihak stakeholder mungkin hanya bisa mendoakan agar kendalanya dapat teratasi dengan baik dan segera mendapatkan bantuan perpustakaan yang dicita-citakan.
Life must go on! tanpa adanya perpustakaan tak akan menyurutkan semangat dan upaya sekolah untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Tentu sekolah tetap memaksimalkan apa yang bisa diandalkan. yang penting upaya mendekatkan siswa dengan bahan bacaan tetap dilakukan walau dengan berbagai cara yang relevan.
Cara sekolah menumbuhkan minat baca siswa dalam kondisi yang penuh keterbatasan itu adalah sebagai berikut.
1. Menghadirkan pojok baca di setiap kelas
Di setiap kelas yang tersedia bisa disulap menjadi perpustakaan mini bertajuk pojok baca.
Pada pojok baca tersebut dapat diletakkan buku-buku berbagai genre yang dapat dijadikan sumber bacaan oleh peserta didik.
Dalam menyemarakkan suasana kelas yang tetap memiliki nuansa literasi yang bisa dirasakan oleh setiap peserta didik dan seluruh warga sekolah.
Buku-buku yang ada di pojok baca bisa dibaca oleh siswa dalam waktu kapanpun terutama disaat jam istirahat, pagi hari sebelum guru masuk ke kelas, maupun saat jam pelajaran telah usai.
2. Program literasi setiap hari Selasa
Sekolah tetap berkomitmen untuk membangun kemampuan literasi peserta didik melalui program literasi yang diadakan setiap hari selasa pagi yang dilaksanakan di halaman sekolah.