Karena sejak zaman dulu nenek moyang setempat sebetulnya sudah punya cara-cara sendiri untuk mengantisipasi bencana. Pengetahuan tersebut bisa diturunkan ke generasi berikutnya supaya tidak hilang.
Hal yang perlu dikembangkan selanjutnya adalah mengajak siswa berpikir kreatif dan kritis tentang bagaimana meminimalisir bencana terjadi di kemudian hari.Â
Dampaknya bisa saja siswa akan menciptakan inovasi yang bisa dikombinasikan dengan teknologi zaman sekarang.
Tumbukanlah jiwa kerelawanan dalam setiap diri generasi bangsa
Dengan adanya penerapan kurikulum kebencanaan ini lingkungan sekolah maka diharapkan hal itu menimbulkan terjadinya aksi-aksi nyata dari para siswa kedepannya tentang bagaimana memberikan dukungan saat dan pasca bencana.Â
Dampak besar dari diterapkannya kurikulum kebencanaan ini, peserta didik bisa menjadi impact player sejak di bangku sekolah.
Di mana jiwa kerelawanan dan rasa kemanusiaan akan terbangun di lingkungan sekolah sejak dini.
Jika memang kurikulum kebencanaan ini dapat diakomodir dengan baik oleh Kurikulum Merdeka, maka substansi yang dicita-citakan yakni terwujudnya Pelajar Profil Pancasila dapat diwujudkan melalui sikap kerelawanan yang berbasis kebhinekaan global dan mandiri.
Ketika terjadinya bencana, selain setiap personal berupaya terlebih dahulu menyelamatkan dirinya, setelah itu mereka juga akan menunjukkan rasa kepedulian dengan membantu orang lain yang sedang berjuang menyelamatkan diri dari ancaman bencana.
Sebagai sebuah negara yang sudah lama mengenal semangat gotong royong, maka menurut hemat penulis, kurikulum kebencanaan ini sangat perlu untuk dimaksimalkan karena basis dukungan moril maupun materil nantinya akan mudah untuk dikelola dengan baik.
Sila ketiga yakni Persatuan Indonesia dapat diwujudkan dengan menunjukkan sikap kerelawanan dan jiwa kemanusiaan terhadap saudara sebangsa yang menghadiri bencana di berbagai daerah.