Sebagaimana yang kita ketahui bahwa saat terjadinya bencana dipastikan semua orang akan merasa panik.
Tapi ketika ia telah memiliki bekal kesiapsiagaan hadapi bencana maka ia dapat melewatinya secara bijak tanpa merugikan atau bergantung terhadap pertolongan dari orang lain.
Jika dalam diri setiap orang sudah tertanam mindset tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana maka ia akan mampu berkontribusi untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana itu sendiri.
Harapannya adalah di masa-masa yang akan datang segala sesuatu yang dapat merugikan diri dan orang lain baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun human error diusahakan untuk dicegah dan ditanggulangi dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Sebagai gambaran, mengenai tsunami Jepang beberapa waktu lalu yang menerjang pemukiman padat penduduk tapi korbannya tidak terlalu besar.
Hal tersebut dikarenakan Jepang selalu belajar dari bencana terdahulu kemudian selalu diulang dalam kurikulum pendidikan sekolah termasuk pembelajaran bagi orang tua.
Sama seperti Indonesia, sejak dulu Jepang mengalami banyak sekali bencana alam jadi mereka terus belajar dan mempersiapkan diri mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Di Jepang, masyarakat selalu disadarkan akan ancaman bencana melalui pendidikan dan selalu diulang-ulang di sekolah sehingga masyarakat akhirnya benar-benar merasa sadar.
Kesadaran akan potensi terjadinya bencana karena kondisi yang sangat rawan di seluruh pelosok Indonesia ini harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan misalnya oleh Kepala Daerah.
Musibah bencana alam yang baru-baru ini terjadi dan sangat menyita perhatiaan kita adalah gempa di Cianjur yang menelan ratusan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan yang sangat fatal.