Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moderasi Beragama, Inklusivitas Toleransi dan Kiprah Santri Indonesia

23 Oktober 2022   00:51 Diperbarui: 3 Januari 2023   19:44 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para santri harus dapat menjalankan moderasi beragama ini dengan bijaksana dan tetap mengedepankan syariat Islam secara kaffah.

Santri dan Inklusivitas Semangat Toleransi

Secara bebas tentang inklusivitas dapat dipahami sebagai sebuah pengakuan, penghargaan atas eksistensi serta penghormatan atas perbedaan.

Dengan prinsip inklusivitas tersebut maka akan menghasilkan semangat bertoleransi.

Indonesia merupakan negara berstatus megadiversity yaitu negara yang memiliki tingkat keragaman yang sangat luar biasa. Sehingga kita termasuk negara yang paling membutuhkan para santri sebagai penggerak untuk dapat mengelola keberagaman itu.

Kamaruddin Amin kepada republica.com menerangkan bahwa terdapat empat indikator moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.

Salah satu dari empat indikator tersebut adalah toleransi yang harus diterjemahkan oleh santri dengan jelas dan mendalam.

Dalam ajaran Islam sendiri sudah sangat lekat dengan yang namanya perbedaan. 

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 dan Q.S Al-Kafirun. Silahkan nanti pembaca sekalian menyimak makna dari ayat atau surat tersebut.

Dalam Surah Al-Kafirun mengajarkan santri tentang toleran dalam arti menghargai perbedaan tanpa mencampuradukkan akidah. 

Dalam menyikapi semangat perbedaan yang dimaksud maka  umat beragama diharuskan untuk saling menghargai satu sama lain. Dan para santri pun harus mampu untuk saling menghargai keyakinan yang berbeda dan tetap dapat hidup berdampingan dengan keyakinan masing-masing sebagai warga negara Indonesia.

Santri dengan Semangat Kearifan dan Kemanusiaan

Pada kesempatan ini, Menag Yaqut mengatakan bahwa kenyataan para santri yang selalu siap mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun