Karena semasa hidupnya menurut pengakuan tetangga dan warga sekitar, ia adalah sosok yang rajin bekerja, bertanggung jawa dan menyayangi keluarganya, sopan santun dan sangat beretika, mampu menghindarkan dirinya dari tindakan maksiat, pokoknya gak neko-neko lah kalo kata orang-orang mah.
Bisa juga dibilang ia adalah sosok manusia yang memiliki integritas.
Tapi ketika tiba-tiba ia mengalami gangguan jiwa, membuat semua orang yang mengenalnya menjadi sangat heran dan bertanya-tanya mengapa hal itu bisa menimpanya.
Banyak juga masyarakat sekitar yang menduga-duga bahwa ilmu kebatinan yang sedang ia pelajari tidak tuntas dikarenakan pada masa menuntut ilmu kebatinan, gurunya meninggal dunia.
Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa ia mengalami gangguan jiwa lantaran diguna-guna oleh orang yang iri dengki kepadanya.
Entahlah, tidak ada yang bisa diambil kesimpulan secara pasti terkait penyebab ia terkena gangguan jiwa. keluarganya pun juga tidak paham dan bisa menyimpulkan.
Untung saja ia tidak suka merusak fasilitas publik atau menganggu ketertiban di lingkungan masyararakat.Â
Sehingga banyak dari masyarakat yang peduli dan memperhatikan perkembangan level gangguan jiwa yang ia alami.
Tapi seperti yang kami sampaikan tadi bahwa gejala gangguan jiwa yang dialaminya bersifat fluktuatif, karena kadang suka kambuh tanpa sebab yang jelas.
Beberapa saat kemudian sikapnya menjadi lebih terkontrol dan gak suka ngamuk-ngamuk karena ia sering datang ke masjid.