Pentingnya mematuhi regulasi FIFA ketika terjadi kerusuhan
Tindakan aparat kepolisian yang mengeluarkan gas air mata (tear gas) untuk menangani kerusuhan perlu dipertanyakan.Â
Mungkin situasi saat itu benar-benar sangat menegangkan bahwa dari berita diinformasikan ada dua orang anggota polisi yang meregang nyawa dalam mengamankan situasi di lapangan.
Mungkin pula akibat begitu anarkisnya suporter yang memiliki sifat primitif dengan turun ke lapangan untuk menyerah aparat, merusak fasilitas dan kendaraan dinas. pada akhirnya menyebabkan aparat terpaksa menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Dari video yang beredar di internet terlihat bahwa banyak sekali smoke trail bekas tembakan tear gas yang mengarah ke tribun.Â
Alasannya mungkin untuk menghalau penonton lain yang hendak turun ke lapangan agar dapat menyurutkan niatnya.
Sedangkan di tribun banyak sekali penonton yang tetap mematuhi aturan dan menerima kekalahan. yang mana juga terdapat wanita dan anak-anak di tribun tersebut.
Akibat ditembakkannya gas air mata ini tentu suporter yang awalnya diam di kursi penonton menjadi berhamburan dari tribun menuju pintu keluar untuk menyelamatkan diri.
Sayangnya karena ramainya jumlah penonton yang menuju pintu keluar menyebabkan banyak penonton yang kekurangan oksigen sehingga banyak yang akhirnya terinjak-injak dan  meregang nyawa. sungguh kasihan sekali.
Kedepannya jumlah aparat keamanan harus disesuaikan dengan jumlah penonton yang mencapai ribuan.
Mobil water cannon harus disiapkan dengan jumlah yang memadai guna menghalau penonton yang anarkis daripada langsung mengeluarkan tembakan gas air mata yang dinilai akibatnya sangat fatal dan dapat menimbulkan banyaknya korban jiwa seperti kasus yang terjadi di stadion kanjuruhan malang semalam.