Pasalnya akibat scaling, gigi anak semakin tipis. apalagi di usia anak yang masih sangat kecil yang mana ukuran giginya sangat kecil dan imut pula.
Kami pun sebagai orangtua sangat merasa khawatir jika nantinya menimbulkan masalah yang besar misalnya dokter mengatakan tidak bisa lagi ditambal, atau informasi apa saja yang sekiranya dapat meresahkan hati dan pikiran.
Langsung pada keesokan harinya kami membawa anak ke dokter gigi untuk memastikan seperti apa kondisi giginya yang patah tersebut.
Sebagai seorang ayah yang dulunya mengalami permasalahan terkait disposisi gigi, menjadikan kami lebih aware agar anak kami tidak mengalami hal yang sama. oleh karena itu kami sebisa mungkin selalu mengambil langkah penanganan yang cepat demi menghindari permasalahan terulang kembali.
Ketika kami sudah berhadapan dengan dokter gigi dan menyampaikan kronologi insiden kecil yang menyebabkan gigi anak menjadi patah.
Dokter gigi kemudian memeriksa kondisi gigi anak yang patah untuk memastikan seperti apa bentuk giginya yang tersisa.
Dokter gigi mengatakan bahwa giginya memang masih bisa disambung. namun sebelum melalukan tindakan, dokter gigi mengedukasi kami selaku orangtuanya terlebih dahulu.
Bahwa untuk gigi susu anak sangat dihindari untuk dicabut sampai batas waktu tertentu sesuai dengan fase pergantian gigi susu pada anak. biasanya terjadi saat anak berusia 6-7 tahun.
Jika gigi susu anak dicabut dibawah usia 6 tahun mengakibatkan gigi baru akan lambat untuk tumbuh.
Lantaran tidak ada stimulus yang mendorong tumbuhnya gigi baru sebagai pengganti gigi susu yang telah dicabut tersebut.