Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Merawat Gigi Susu Anak yang Patah

1 Oktober 2022   06:44 Diperbarui: 2 Oktober 2022   18:30 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ajak anak ke dokter gigi| Dok iStock/recep-bg via parapuan.co

Pada dua pekan yang lalu, kami telah berhasil membawa anak kami yang baru berusia 2 tahun 10 bulan ke dokter gigi guna dilakukan penambalan 4 buah gigi yang mengalami pengeroposan atau perubahan warna menjadi coklat yang mengarah ke warna yang semakin gelap.

Untuk kondisi saat itu giginya hanya mengalami perubahan warna dan ada sedikit bagian yang terkikis. Berikut artikel terkait: "pentingnya merawat kesehatan gigi susu anak sejak dini".

Semua itu diakibatkan karena intensitas mengonsumsi susu formula yang cukup tinggi lantaran masih dalam masa transisi setelah tidak lagi mendapatkan ASI dari ibunya.

Pada saat dokter gigi melakukan pemeriksaan diketahui bahwa kerusakan giginya pada bagian email sehingga langkah perawatan yang diambil adalah dengan scaling untuk membuang bagian email gigi yang rusak dan berubah warna. setelah itu keempat gigi yang rusak tersebut ditambal.

Itu pertama kalinya kami membawa anak ke dokter gigi yang menyebabkan anak masih belum familiar dengan alat-alat kedokteran gigi. sehingga anak masih belum terbiasa dengan kondisi di ruangan dokter gigi tersebut. 

Tindakan untuk gigi susu anak yang mengalami patah saat masih usia dibawah 3 tahun (foto: Akbar Pitopang)
Tindakan untuk gigi susu anak yang mengalami patah saat masih usia dibawah 3 tahun (foto: Akbar Pitopang)

Butuh perjuangan untuk bisa memegang tubuh anak dengan erat sedangkan ia memiliki tenaga yang sangat kuat untuk melepaskan diri.

Hingga pada akhirnya keempat giginya yang rusak berhasil ditambal dengan baik. syukurlah.

Hanya berselang sepekan, akibat terlalu aktif bergerak ternyata ia mengalami insiden kecil yang akhirnya menyebabkan satu gigi diantara empat gigi yang ditambal tersebut mengalami patah. bentuk patahannya cukup dalam sehingga hanya menyisakan sedikit bagian gigi dan benar-benar sudah mendekat gusinya.

Kenapa hanya karena insiden kecil ketika sambil bermain anak kami bisa patah giginya?

Pasalnya akibat scaling, gigi anak semakin tipis. apalagi di usia anak yang masih sangat kecil yang mana ukuran giginya sangat kecil dan imut pula.

Kami pun sebagai orangtua sangat merasa khawatir jika nantinya menimbulkan masalah yang besar misalnya dokter mengatakan tidak bisa lagi ditambal, atau informasi apa saja yang sekiranya dapat meresahkan hati dan pikiran.

Langsung pada keesokan harinya kami membawa anak ke dokter gigi untuk memastikan seperti apa kondisi giginya yang patah tersebut.

Sebagai seorang ayah yang dulunya mengalami permasalahan terkait disposisi gigi, menjadikan kami lebih aware agar anak kami tidak mengalami hal yang sama. oleh karena itu kami sebisa mungkin selalu mengambil langkah penanganan yang cepat demi menghindari permasalahan terulang kembali.

Ketika kami sudah berhadapan dengan dokter gigi dan menyampaikan kronologi insiden kecil yang menyebabkan gigi anak menjadi patah.

Dokter gigi kemudian memeriksa kondisi gigi anak yang patah untuk memastikan seperti apa bentuk giginya yang tersisa.

Dokter gigi mengatakan bahwa giginya memang masih bisa disambung. namun sebelum melalukan tindakan, dokter gigi mengedukasi kami selaku orangtuanya terlebih dahulu.

Bahwa untuk gigi susu anak sangat dihindari untuk dicabut sampai batas waktu tertentu sesuai dengan fase pergantian gigi susu pada anak. biasanya terjadi saat anak berusia 6-7 tahun.

Pertumbuhan gigi susu kanak-kanak mengikuti umur (via dosenpendidikan.co.id)
Pertumbuhan gigi susu kanak-kanak mengikuti umur (via dosenpendidikan.co.id)

Jika gigi susu anak dicabut dibawah usia 6 tahun mengakibatkan gigi baru akan lambat untuk tumbuh.

Lantaran tidak ada stimulus yang mendorong tumbuhnya gigi baru sebagai pengganti gigi susu yang telah dicabut tersebut.

Ketika gigi susu anak buru-buru dicabut maka juga akan berpotensi terjadinya disposisi atau gigi baru akan tumbuh tidak pada posisi yang seharusnya. hal seperti itulah yang sering menjadi penyebab terjadinya gigi dempet.

Tidak hanya sebatas tampilan fisik gigi anak yang berubah. dokter gigi yang mengeja kata o.m.p.o.n.g karena di dekat kami ada anak. lantaran istilah tersebut dapat menjadi bahan bullying yang sering terjadi di kalangan anak-anak.

Oleh sebab itu gigi anak jangan sampai ompong tanpa sebab yang wajar demi menghindari anak menjadi korban bullying dari teman-temannya.

Barulah setelah itu dokter gigi melakukan tindakan menyambung gigi susu anak yang patah.

Walaupun hanya menyambung satu gigi susu, tetap saja penuh drama dan perjuangan lantaran anak masih belum terbiasa. malah beberapa kali jari dokter giginya digigit anak ketika dokter gigi memasukkan bahan pembuatan gigi tiruan ke dalam mulut anak.

Tak lama berselang setelah itu gigi susu anak yang patah tadi sudah berhasil disambung kembali. 

Dan kini kondisi gigi susu pada anak beserta postur gusi dan rahang anak sudah kembali seperti sedia kala.

Harapannya semoga setelah ini tidak terulang lagi insiden-insiden kecil yang dapat mengakibatkan kerusahan atau patahnya gigi susu anak.

Di usia anak yang saat ini sedang aktif sekali menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orangtua untuk dapat selalu memperhatikan tingkah dan pola pergerakan anak ketika bermain dan melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya demi menjaga gigi susu anak yang saat ini kondisinya sudah cukup bikin orangtua selalu merasa was-was.

Teruntuk ayah dan bunda dimanapun berada untuk selalu menjaga kondisi gigi susu anak dalam keadaan baik dan atau selalu berusaha menghindari kerusakan gigi ssu anak walau dalam kasus sekecil apapun.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi para orangtua hebat dan siaga di luar sana.

Demi menggapai Indonesia Bebas Karies 2030.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun