Bukan mereka yang memahami kita yang normal, tapi kita lah yang harus memahami mereka para ABK.
Cara berpikir guru dan kita semua harus diubah. Hari ini, harus sudah kita satukan visi-misi cara kita memandang ABK.
Dengan keikhlasan guru beserta ayah dan bunda, hal itulah yang akan membawa ABK menuju kesuksesan dalam hidupnya.
Hendaknya pihak sekolah mulai sekarang sudah melakukan MOU dengan fakultas psikologi di Perguruan Tinggi untuk melakukan pembinaan kepada guru dan warga sekolah tentang pendidikan iklusif.
Keuntungannya adalah sekolah dapat meminta mahasiswa jurusan psikologi untuk magang atau praktik mendampingi ABK di sekolah.Â
Tentu akan ada simbiosis mutualisme antara sekolah dengan perguruan tinggi. Di mana perguruan tinggi akan terbantu untuk bisa menyalurkan para mahasiswanya ke sekolah sebagai tempat praktik.Â
Karena kebanyakan mahasiswa jurusan psikologi selama ini masih kesulitan mencari tempat magang atau sekolah untuk melakukan kegiatan praktik/PPL/KKN.
MOU yang dilakukan ini juga akan berguna untuk mendukung proses penilaian akreditasi sekolah itu sendiri.
Dengan menjadikan sekolah reguler sebagai sekolah inklusi merupakan sebuah terobosan jitu untuk semakin memajukan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di Pekanbaru yang telah mensosialisasikan hal ini kepada guru dan pihak sekolah.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.