3. Segera mengkonsultasikan kerusakan gigi anak ke dokter gigi.
Orangtua sangat perlu untuk selalu bersikap peduli dan tidak mengabaikan begitu saja kerusakan gigi yang dialami anak walau sekecil apapun bentuknya.
Bahkan jika gigi anak patah akibat ulah bermain saja misalnya orangtua perlu memeriksakan ke dokter gigi apakah perlu ditambal atau tidak.
Karena jika dibiarkan gigi yang patah ini bisa semakin keropos lalu berganti pigmen warna menjadi kehitaman.Â
Kesalahan sepele yang sering dilakukan oleh para orangtua termasuk mungkin kami selaku orangtua adalah kurang memperhatikan atau kurang action ketika sudah mengetahui tanda-tanda kerusakan gigi anak.Â
Padahal dari hal sepele tersebut ketika terus menerus diabaikan dapat berakibat fatal.
4. Kerusakan gigi dapat memengaruhi nafsu makan anak.
Banyak survei dan pengalaman para orangtua di luar sana yang menceritakan bahwa anak sering malas makan atau nafsu makannya berkurang ketika giginya ada yang mengalami kerusakan.Â
Bahkan kasus stunting seringkali dijumpai pada anak dengan gigi susu yang berlubang atau mengalami kerusakan lainnya. Gigi susu yang nyeri tentu dapat membuat anak menjadi malas makan yang kemudian dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.Â
Padahal sejak kecil anak harus memperoleh nutrisi yang cukup dan memadai.Â
Pada saat kami mengkonsultasikan kondisi gigi anak, dokter gigi benar-benar menyarankan agar jangan sampai gigi anak dicabut sebelum waktunya. Gigi susu anak kami di usianya yang belum genap tiga tahun belum layak untuk dicabut. Karena biasanya gigi permanen anak baru akan tumbuh ketika sudah berusia sekitar 6 tahun.Â
Bila gigi susu dicabut sebelum waktunya, maka dapat menyebabkan kekosongan ruang untuk gigi permanen yang akan menggantikannya. Kondisi seperti itulah yang dapat menyebabkan kasus gigi berjejal di kemudian hari. Oleh sebab itu pentingnya menjaga ruang untuk pertumbuhan gigi permanen nantinya.Â
Merawat gigi susu ini juga sangat penting sebagai stimulasi untuk menjaga pertumbuhan rahang anak sesuai dengan bentuk yang wajar. Salah satu penyebab rahang anak maju ke depan (baca tonggeng) akibat dari minum sufor menggunakan botol.Â
Hal itu sejalan dengan penyebab terjadinya kondisi asimetris pada rahang dan wajah yang dapat mempengaruhi estetika pada anak di kemudian hari.Â
Kini, keempat gigi anak bagian depan atas sudah berhasil ditambal. Anak pun juga lebih ceria dan nafsu makannya meningkat.
Tugas kami adalah rutin memeriksa langsung kondisi gigi anak secara rutin dan berkala. Dokter gigi menyarankan kami untuk kembali memeriksakan gigi anak pada 6 bulan berikutnya. Untuk kembali memastikan apakah tambalan bekerja dengan baik ataukah masih ada giginya rusak dan lain sebagainya.
Demikianlah sedikit kisah pengalaman tentang tindakan penanganan yang kami lakukan terhadap kondisi gigi susu anak yang hampir mengalami kerusakan fatal.
Semoga informasi ini bermanfaat.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
[Akbar Pitopang]