Walaupun tidak semuanya seperti itu tapi penyakit ini menjadi sebuah momok tersendiri di lingkungan sekolah berbasis asrama.
Oleh karena itu pentingnya menjaga dan memprioritaskan kebersihan lingkungan dan pribadi setiap peserta didik di sekolah berbasis asrama ini.
2. Pengawas atau penjaga asrama yang jumlahnya masih kurang memadai
Salah satu hal yang perlu untuk lebih diperhatikan oleh pihak sekolah berbasis asrama adalah penyediaan penjaga asrama yang jumlahnya harus memadai dengan ramainya jumlah peserta didik.
Dulu semasa penulis masih di asrama, jumlah penjaga asrama hanya dua orang. Dengan jumlah yang sangat memadai tersebut maka menyebabkan lemahnya kontrol dan pengawasan.
Seharusnya menurut kami mungkin di setiap kamar ada 1 orang penjaga yang tinggal di kamar yang sama dengan peserta didik.Â
Sehingga penjaga asrama dan mengontrol seluruh peserta didik selama sehari penuh.
Tujuannya adalah agar tindakan kekerasan atau bullying yang dilakukan sesama eserta didik dapat terhindarkan.
Karena memang kasus-kasus perundungan dan tindakan kekerasan ini juga ditemukan di lingkungan sekolah berbasis asrama.
Sehingga hal itu harus menjadi perhatian bersama karena dampak negatifnya sangat besar yang akan dialami oleh peserta didik yang menjadi korban kekerasan.
Padahal dunia pendidikan harus terhindar dari hal buruk itu semua.
Demikianlah sedikit kisah tentang plus minus belajar dan menuntut ilmu di sekolah berbasis asrama yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini.