Untuk itu mahasiswa perlu untuk memberikan suaranya dan mencoblos peraturan tersebut.
Sehingga eksistensi mahasiswa akan menjadi semakin nyata bahwa mahasiswa tidak hanya sekedar memperjuangkan hak rakyat terhadap janji kampanye pilpres namun juga telah berupaya memilih paslon yang sesuai dengan amanat rakyat.
4. Belajar lebih menghargai perbedaan pendapat.
Dalam kegiatan kampanye pilpres ini memang perbedaan pendapat adalah suatu hal yang lumrah dan pasti akan terjadi.Â
Para mahasiswa perlu untuk saling menghargai pendapat satu sama lain. Perbedaan pendapat bukanlah suatu hal yang salah. Karena yang salah adalah sikap tidak menghargai pendapat tersebut.
Apalagi kita tinggal di negara Indonesia yang majemuk yang penuh dengan berbagai perbedaan.Â
Dengan bersikap selalu menghargai perbedaan pendapat maka mahasiswa telah berupaya menciptakan kedamaian dan budaya saling rasa antar sesama warga negara yang sama-sama berhak untuk mengeluarkan pendapat masing-masing.
Sesuai dengan dasar negara kita yakni "Bhinneka Tunggal Ika", walau berbeda-beda pendapat itu tak menjadi sebuah masalah karena kita satu Indonesia.
5. Belajar menjalankan roda perpolitikan dengan cara yang benar.
Mahasiswa yang kini ikut terlibat dalam praktek perpolitikan di dunia kampus bisa saja berpotensi untuk latihan langsung ke dalam dunia politik nantinya kemudian hari misalkan dalam anggota pemilihan legislatif untuk memperjuangkan hak dan kepentingan rakyat.
Maka sejak mahasiswa berada di kampus nilai-nilai kebaikan tentang penerapan politik secara jujur dan amanah harus mulai dibiasakan agar nanti mahasiswa memiliki dasar untuk terjun ke dunia perpolitikan dengan selalu menjunjung nilai-nilai tersebut.