Jika selama ini anda mendengar kemahsyuran "bareh solok" --- salah satu jenis beras dari sumatera barat yang terkenal enak yang dipanen di daerah kawasan sekitar kabupaten solok. Bahkan almarhumah penyanyi Elly Kasim mempopulerkannya menjadi sebuah tembang --- maka di daerah penulis berasal juga terkenal dengan salah satu jenis beras degan nama "bareh anak daro". Bareh dalam bahasa Minangkabau, artinya beras dalam bagasa Indonesia.
Beras "anak daro" ini tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat namun juga didistribusikan ke daerah tetangga seperti Pekanbaru di provinsi Riau sebagai contohnya.
Tentu hal ini bisa menjadi sebuah peluang bisnis atau bidang usaha yang bisa dijalankan oleh para pensiunan ini. Hal ini memang cukup menguntungkan sebagai sebuah bidang usaha.Â
Para pensiun tetap dapat mandiri dengan penghasilan baru dari hasil panen ini sehingga tidak memberikan beban finansial kepada anaknya.
3. Bisa menjamin ketersedian stok beras untuk konsumsi keluarga
Jika selama ini membeli beras untuk dikonsumsi keluarga maka selanjutnya para pensiunan ini tidak perlu lagi membeli beras karena bisa memanfaatkan hasil panen padi dari lahan persawahannya sendiri.
Para pensiunan ini tidak perlu lagi khawatir dengan ketersedian stok beras di rumah karena stock opname beras sudah bisa dilakukan dari hasil panen padi sendiri.
4. Menjaga kesehatan mental dan fisik di masa pensiun
Para pensiunan yang telah masuk kategori usia lanjut ini memang sangat memerlukan yang namanya perhatian dari anak, cucu ataupun orang-orang di sekitarnya.
Lantaran anak-anak sudah memiliki fokus perhatiannya masing-masing karena sudah berkeluarga.
Maka untuk mengalihkan perhatian tersebut para pensiunan ini sibuk beraktivitas di sawah atau di lahan pertanian lainnya.
Dengan begitu maka kesehatan mental para pensiunan ini masih tetap dapat terjaga dan terkelola degan baik.
Kesehatan mental ini sejalan pula dengan kesehatan fisik. Kegiatan mengolah lahan pertanian ini menjadikan para pensiun tetap dalam konsi tubuh yang fit dan prima.Â