Tidak hanya itu saja, tetangga kami yang rumahnya persis bersebelahan dengan kediaman kakek dan nenek yang selama ini bekerja di bidang swasta, ketika sudah pensiun malah juga terjun kepada hal yang sama yakni tradisi bertani.
Selama ini beliau bekerja di luar kota dan jarang pulag ke kampung. Setelah pensiun, beliau balik ke kampung dan fokus bertani.
Tidak hanya itu saja, orang tua penulis sendiri yang juga merupakan seorang guru PNS yang masih menunggu 2 tahun lagi akan pensiun juga sudah mulai sibuk wara-wiri ke sawah di akhir pekan.
Sungguh fenomena yang sangat menarik perhatian penulis dimana para pensiunan ini hampir sebagian besar tertarik untuk mengisi masa purnabaktinya dengan kegiatan bertani.Â
Kira-kira apa ya alasan para pensiunan ini mau terjun dalam kegiatan bertani untuk mengisi masa pensiunnya?
1. Agar lahan pertanian kembali produktif
Kebayakan dari para pensiunan yang terjun ke sawah ini memang sebagian besar sudah memiliki lahan, baik sawah warisan maupun hasil dari menabung selama masih bertugas.
Dikarenakan memang selama ini lahan pertanian yang dimiliki tersebut kurang produktif karena faktor kesibukan dan perhatian utama kepada mainjob sebagai seorang ASN misalnya.
Walaupun dalam proses mengolah lahan pertanian sepeeti sawah ini bisa dilakukan dengan mengupah petani lain atau bekerja sama dengan kesepakatan bagi hasil, tentu hal itu dirasa kurang maksinal.
Jadi, setelah pensiun lahan pertanian tersebut bisa dikelola dengan baik secara langsung lantaran tenaga yang tersisa masih memungkinkan untuk melakukan itu semua.
2. Kegiatan bercocok tanan padi menguntungkan dari segi finansial
Salah satu kegiatan bertani yang dipilih oleh para pensiunan ini adalah bercocok tanam padi. Karena kebetulan kampung asal penulis beasal memang terkenal subur dan menjadi salah saru daerah penghasil padi dan berasa berkualitas.Â