Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Catatan Penting Keberhasilan "Long Distance Parenting" Perlu Dipahami Orangtua

27 Agustus 2022   10:12 Diperbarui: 28 Agustus 2022   14:00 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga komunikasi dengan anak lewat video call| Dok Istockphotos via nova.grid.id

Apa itu long distance parenting?

Long distance parenting alias pola pengasuhan jarak jauh merupakan sebuah pola asuh yang dilakukan dengan cara menitipkan anak kepada keluarga di kampung atau di suatu tempat dalam artian terpisah jarak untuk sementara waktu.

Pola asuh ala long distance parenting ini dianggap wajar untuk orangtua yang dalam kondisi sama-sama bekerja yang tinggal atau menetap di perantauan.

Dengan menitipkan anak kepada keluarga di kampung untuk sementara bukan berarti orangtua melepaskan tanggung jawab mengasuh anak begitu saja. Melainkan orangtua tetap melakukan kontrol dan tetap menjalin komunikasi dengan anak misalnya via video call.

Long distance parenting ini memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Di mana anak akan belajar banyak hal dan atau menyempurnakan pengetahuan yang selama ini telah dikenalkan oleh orangtua.

Dengan long distance parenting ini maka orangtua akan terus berupaya memperbaiki kualitas gaya dan model pengasuhan. Beberapa saat antara orangtua dan anak tidak saling bertatap muka memberikan kesempatan bagi orangtua untuk memikirkan model pengasuhan terbaik yang bisa diterapkan kepada anak.

Itu artinya orangtua dapat mengubah visi misi dan kebiasaan pengasuhan yang mungkin salah atau keliru selama ini.

Pada akhirnya orangtua dapat memperluas wawasannya tentang dunia parenting dan anak akan mengalami pengalaman parenting dari orangtuanya dengan model dan gaya yang lebih variatif.

Selama di kampung pun akibat long distance parenting ini secara tidak langsung telah mengenalkan kepada anak tentang konsep keluarga atau sistem kekerabatan.

Dengan ramainya anggota keluarga yang berada di kampung memberikan pengalaman berharga kepada anak misalnya tentang bagaimana bersosialisasi, berkomunikasi dan menjaga perilaku yang sewajarnya sehingga anak belajar menjadi pribadi yang berkarakter dan memiliki tata krama.

Beberapa waktu yang lalu kami selaku orangtua telah menerapkan pola pengasuhan ala long distance parenting ini kepada anak pertama dan semata wayang.

Pola pengasuhan long distance parenting ini dalam beberapa hal cukup memberikan pengalaman berharga kepada anak seperti kemampuan untuk berkomunikasi dengan semakin kaya akan kosakata.

Semua itu tentu tergantung usia dan fase tumbuh kembang anak itu sendiri. Semakin besar usianya tentu pengalaman dan wawasan yang diterima anak akan semakin kaya dan variatif.

Berbeda dengan anak yang mungkin masih batita atau balita tentu pengalaman atau stimulus yang diperolehnya lebih kepada kemampuan mendasar seperti kemampuan berkomunikasi, belajar makan, toilet training, dan sebagainya.

Pola asuh secara long distance parenting yang telah kami lakukan ini tidaklah lama. Lantaran anak kami saat itu sedang mengalami demam dan penurunan berat badan secara drastis akibat nafsu makan yang berkurang.

Sehingga kemudian anak kami dengan diantar oleh bibinya dapat berkumpul lagi dengan kami orangtuanya.

Orangtua melakukan video call bersama anak di momen long distance parenting (via www.jjlawfl.com)
Orangtua melakukan video call bersama anak di momen long distance parenting (via www.jjlawfl.com)

Berikut ini ada beberapa catatan penting terkait keberlangsungan pola asuh long distance parenting ini yang harus kita cermati bersama.

1. Perhatikan intensitas pelaksanaan video call bukan kuantitas

Ketika sedang melakukan long distance parenting ini komunikasi antara orangtua dan anak memang sangat penting untuk dijaga kualitasnya. nah, perlu digarisbawahi adalah kualitas bukan kuantitas. 

Jika video call ini terlalu sering dilakukan maka rasa kangen atau keinginan anak untuk bertemu dengan orangtuanya akan semakin besar. 

Bukan berarti hal itu tidak baik, hanya saja video call yang dilakukan dengan kuantitas yang cukup sering misalkan dilakukan sekali dalam sehari dapat memperpendek masa berlangsungnya long distance parenting.

Biasanya tentu orangtua mengharapkan anak dapat dititipkan kepada keluarga di kampung sampai batas waktu tertentu hingga orangtua siap dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

Jika misalnya masa long distance parenting berlangsung tidak sesuai rencana maka dampak positif yang dicita-citakan orangtua mungkin menjadi tidak maksimal.

Oleh sebab itu, video call yang dilakukan antara orangtua dan anak perlu dijaga kualitasnya dan bukan kuantitasnya agar long distance parenting ini dapat berlangsung sesuai rencana awal.

2. Pengaruh kontak batin antara orangtua dengan anak 

Secara psikis, istilah kontak batin antara orangtua dan anak ini dapat diterima dengan akal sehat.

Kontak batin ini dapat dirasakan secara tidak sadar baik oleh orangtua maupun anaknya.

Ketika orangtua melakukan pola asuh ala long distance parenting ini maka secara lahir batin orangtua harus siap berpisah dengan anak untuk sementara waktu.

Memang membendung rasa rindu orangtua kepada anak bukanlah suatu hal yang gampang untuk dilakukan.

Mana ada orangtua di dunia ini yang mau berpisah dengan anaknya walau hanya untuk beberapa jam atau bahkan beberapa detik sekalipun.

Tapi karena faktor keadaan yang tidak memungkinkan sehingga long distance parenting ini menjadi pilihan yang harus diambil.

Selaku orangtua harus kuat menahan perasaan rindu terhadap anak. Jika orangtua secara terus-menerus memikirkan anak sehingga batinnya menjadi lemah maka hal tersebut akan ikut berpengaruh kepada anaknya.

Anak mungkin pula akan merasa tidak tenang ketika berada di kampung dengan sering bersikap rewel atau sering menangis hanya karna hal sepele.

Oleh sebab itu, maka diharapkan orangtua yang menjalani masa long distance parenting ini harus mampu berbesar hati untuk sementara waktu menahan rasa yang bergejolak di dalam dada.

3. Faktor psikis dapat menurunkan imunitas

Ternyata yang menjadi penyebab anak mengalami demam, nafsu makan menurun, menjadi lebih rewel dari biasanya adalah karena rasa rindu anak terhadap orangtuanya.

Sepekan sebelum akhirnya kami bertemu kembali dengan anak, ternyata ia sedang mengalami nafsu makan yang menurun yang berimplikasi kepada menurunnya berat badan anak.

Padahal kata bibinya bahwa sebelumnya keadaan anak baik-baik saja. Bahkan selama di kampung, selama ini anak dalam keadaan sehat wal afiat dan doyan makan sehingga badannya selalu fit.

Kemungkinan akibat menahan rindu akhirnya kesehatan anak menjadi drop. Anak menjadi kehilangan nafsu makan dan gairah yang tak seperti biasanya yang penuh semangat dan keceriaan.

Orangtua tunjukkanlah perhatian ke anak saat long distance parenting berakhir (Gambar: Freepik via Kompas.com)
Orangtua tunjukkanlah perhatian ke anak saat long distance parenting berakhir (Gambar: Freepik via Kompas.com)

4. Anak akan lebih "caper" kepada orangtuanya

Akibat long distance parenting ini maka sudah dipastikan anak akan lebih caper (baca mencari-cari perhatian) orangtuanya. Lantaran dalam beberapa waktu yang lalu tidak berjumpa dengan orangtuanya.

Sehingga pada saat anak telah kembali berkumpul dengan orang ua maka ia akan lebih caper dan rewel dari biasanya.

Ketika mendapati anak menjadi lebih caper dan rewel yang berbeda dari biasanya maka orangtua harus memakluminya.

Jangan sekali-kali orangtua malah memberikan perlakuan yang tidak diharapkan anak seperti dengan mengomeli atau memarahinya.

Tunjukkanlah perhatian yang lebih besar dari biasanya agar anak merasakan kehangatan dan kasih sayang orangtuanya.

Demikianlah beberapa catatan penting untuk kesuksesan berlangsungnya pola asuh secara long distance parenting ini.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi orangtua yang hendak menjalankan pola asuh long distance parenting ini.

Agar lebih mengetahui seluk-beluk tentang long distance parenting ini, maka mari disimak juga artikel berikut ini.

Wajarkan "long distance parenting" jadi solusi pola asuh anak Indonesia?

Bagaimana dampak "long distance parenting" bagi tumbuh kembang anak?

Bagaimana "long distance parenting" mengubah mindset orangtua mendidik anak?

Bagaimana "long distance parenting" mengajarkan konsep keluarga pada anak?

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun