Ketiga, menetralisir bau tubuh hewan.
Pernahkah anda mencium aroma yang keluar dari tubuh hewan ternak seperti sapi dan kambing?
Sungguh aroma yang tidak sedap untuk dicium. Bahkan bagi yang jarang atau belum terbiasa mencium aroma tubuh hewan, malah bisa membuat mereka menjadi muntah-muntah dan mual.
Maka, dengan memandikan atau mencipratkan air limau dan campuran bahan-bahan lainnya tersebut dapat sedikit menetralisir aroma hewan yang kurang sedap.
Keempat, murni sebagai bentuk tradisi budaya humanis bukan keagamaan.
Kami tekankan untuk para pembaca yang budiman bahwa tradisi balimau jawi ini murni semata-mata bentuk manusia menunjukkan sisi humanisnya terhadap hewan.
Tradisi ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan syariat agama. Maka jangan beranggapan bahwa cara tersebut akan mendatangkan pahala atau dosa bagi yang tidak melakukannya. Bukan seperti itu konsepnya.
Karna ini murni sebagai bentuk kepedulian manusia kepada hewan ternak semata.
Jika tidak dilakukan pun tidak masalah.
Nah, demikianlah makna dari tradisi “balimau jawi” yang penulis saksikan langsung pada proses penyembelihan hewan qurban setelah shalat Idul Adha kemarin.