Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Balimau Jawi" dan Filosofi Tradisi Humanis untuk Hewan Kurban di Solok Selatan

13 Juli 2022   05:00 Diperbarui: 13 Juli 2022   19:14 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hewan perlu disayang (Foto: Akbar Pitopang)

Ketiga, menetralisir bau tubuh hewan.

Pernahkah anda mencium aroma yang keluar dari tubuh hewan ternak seperti sapi dan kambing?

Sungguh aroma yang tidak sedap untuk dicium. Bahkan bagi yang jarang atau belum terbiasa mencium aroma tubuh hewan, malah bisa membuat mereka menjadi muntah-muntah dan mual.

Maka, dengan memandikan atau mencipratkan air limau dan campuran bahan-bahan lainnya tersebut dapat sedikit menetralisir aroma hewan yang kurang sedap.

Keempat, murni sebagai bentuk tradisi budaya humanis bukan keagamaan.

Kami tekankan untuk para pembaca yang budiman bahwa tradisi balimau jawi ini murni semata-mata bentuk manusia menunjukkan sisi humanisnya terhadap hewan.

Tradisi ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan syariat agama. Maka jangan beranggapan bahwa cara tersebut akan mendatangkan pahala atau dosa bagi yang tidak melakukannya. Bukan seperti itu konsepnya.

Karna ini murni sebagai bentuk kepedulian manusia kepada hewan ternak semata.

Jika tidak dilakukan pun tidak masalah.

"Balimau Jawi" sebuah tradisi unik di Solok Selatan (Foto: Akbar Pitopang)

Nah, demikianlah makna dari tradisi “balimau jawi” yang penulis saksikan langsung pada proses penyembelihan hewan qurban setelah shalat Idul Adha kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun