Dulu, para petani saat proses pemilahan gabah padi dengan sampah tanaman seperti daun atau batang menggunakan alat pemisah yang memanfaatkan tenaga manusia secara manual.
Kini, petani tidak perlu capek-capek mengeluarkan tenaga yang terlalu besar hanya untuk proses pemisahan gabah ini.Â
Petani cukup menghidupkan alat pemisah sebagai teknologi ciptaan petani dari hasil modifikasi mesin bekas yang tak terpakai atau tidak dapat dimanfaatkan dalam fungsi utama pada sebuah perangkat asalnya.
Maka untuk itu petani memanfaatkannya dan menciptakan alat baru yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pekerjaan petani.
Walau terlihat cukup sederhana, namun sangat bermakna.
Petani bisa dikatakan manusia yang kreatif dalam berbagai keterbatasan yang ada. Namun segala keterbatasan itu disiasati dengan sisa aset yang ada.
Sekali lagi, semangat para petani wajib kita apresiasi dan mari kita berikan tepuk tangan untuk hal itu.
Begitu pula dalam pemanfaatan alat dan teknologi sederhana ini dapat dipergunakan oleh sesama petani.
Disamping itu, tetap saja aktifitas bertani tetap dijalankan dengan semangat gotong royong dan kebersamaan walaupun sudah ada teknologi yang eksis di tengah-tengah petani.
Demikianlah bentuk kolaborasi antara teknologi dan tradisi dalam aktifitas bertani yang terjadi saat ini.
Tradisi bertani memang sudah naik level dan berada satu tingkat lebih kekinian pada hari ini.Â