Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bonus Demografi dan Model Penetrasi oleh Generasi Milenial Terkini

20 Juni 2022   05:03 Diperbarui: 20 Juni 2022   07:40 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/ARTHIMEDES via Kompas.com)

Generasi muda yang ada saat ini hendaknya tidak hanya sekedar menjadi bonus demografi selain mengejar kekayaan dan segi materil, namun juga mengusahakan berpikir jenius untuk menghasilkan buah pemikiran sebagai bentuk kekayaan intelektual. 

Jika yang dihasilkan oleh generasi milenial yang pertama sekali adalah kekayaan intelektual yang dapat dijadikan hak paten. Maka itu semua pada akhirnya dapat menjadi deposit kekayaan yang akan terus mengalir ke rekeningnya.  

Memiliki hak paten dan kekayaan intelektual dapat menjadikannya meraup kekayaan materi dengan sendirinya. Bahkan kaya di usia muda bukanlah sesuatu yang mustahil.

Ilustrasi Indonesia dan tantangan zaman yang akan dihadapi generasi muda (SHUTTERSTOCK) 
Ilustrasi Indonesia dan tantangan zaman yang akan dihadapi generasi muda (SHUTTERSTOCK) 
Generasi milenial yang dapat mengaplikasikan empat poin di atas, maka akan dapat menjadi penggerak dan pemain utama. Mereka tidak akan menjadi tukang sorak yang hanya dibayar seporsi nasi Padang misalnya.

Para pengembang aplikasi atau startup, pembuat konten atau content creator, para pencetus ide untuk life hack, serta yang memproduksi alat yang berguna dalam kehidupan dan dibutuhkan oleh masyarakat tentu akan menjadi sosok generasi yang dapat mengalahkan tantangan keberadaannya sebagai generasi hasil bonus demografi.

Masyarakat dan pemerintah juga harus mampu memanfaatkan peluang ini. Pemerintah harus dapat membukakan akses dan kemudahan generasi muda meraih apa yang mereka ingin capai.

Visi dan misi pemerintah hendaknya selalu berjalan beriringan dengan kreativitas generasi mudanya. Sehingga permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dapat dicarikan solusinya oleh generasi bangsanya sendiri.

Jangan sampai terulang lagi bahwa negara "membuang" manusia kreatif yang mampu menghasilkan suatu mahakarya. Sedangkan generasi hebat dari bangsa sendiri dimanfaatkan dan berguna di negeri orang atau di luar negeri.

Maka jangan heran jika yang terjadi saat ini adalah pemerintah selalu impor, berhutang, dan mengambil langkah kebijakan yang bersembunyi dalam rupa subsidi.

Padahal jika pemerintah mampu menggerakkan dan memanfaatkan generasi negeri sendiri untuk menjadi generasi yang produktif maka apapun permasalahan yang dihadapi oleh negeri ini akan ada solusinya.

Jangan ada lagi masyarakat menganggap bahwa generasi yang ada saat ini hanya sebatas bonus demografi yang tak berarti apa- apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun