Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudah Sejauh Mana Persiapan Kurikulum Merdeka?

25 April 2022   07:50 Diperbarui: 25 April 2022   10:40 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sosialisasi kurikulum merdeka (dokpri)

Kurikulum Merdeka sendiri direncanakan akan dimulai penerapannya pada tahun ajaran baru 2022-2023 yang tentunya akan dimulai pada bulan Juli tahun ini.

Hal yang Harus Dipahami tentang Kurikulum Merdeka

Pada Kurikulum Merdeka, tingkat perkembangan siswa sendiri dibagi menjadi beberapa fase. Khusus SD ada 3 fase, yakni fase A, fase B dan fase C.

Fase A setara siswa kelas 1 dan kelas 2. Lalu fase B terdiri dari siswa kelas 3 dan kelas 4. Begitu pula dengan fase C yang merupakan siswa kelas 5 dan kelas 6.

Maka di Kurikulum Merdeka nantinya siswa akan diperhatikan tingkat perkembangannya sesuai dengan fasenya.

Dengan tidak berlakunya KKM maka semua siswa benar-benar akan dibimbing agar paham dan tuntas memahami materi yang diajarkan guru. Ketika semua siswa sudah paham terkait satu pelajaran, barulah dilanjutkan ke materi berikutnya.

Untuk lebih jelasnya ada 3 karakteristik yang menjadi ciri khas Kurikulum Merdeka, penjelasannya sebagai berikut.

Karakteristik yang pertama, materi yang diajarkan kepada siswa hanyalah materi yang bersifat esensial. Artinya adalah yang diajarkan guru kepada siswa adalah materi-materi yang dapat berguna bagi siswa di masa depan.

Sehingga beban belajar siswa menjadi semakin sedikit. Ini dimaksudkan agar guru punya lebih banyak waktu untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif. Seperti pembelajaran berbasis diskusi, problem base learning maupun project base learning.

Guru jadi punya lebih banyak waktu untuk memperhatikan proses belajar yang dialami siswa. Mulai dengan penilaian awal untuk mendiagnosis keadaan yang sedang dialami siswa hingga memberikan umpan balik terhadap  tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.

sosialisasi kurikulum merdeka (dokpri)
sosialisasi kurikulum merdeka (dokpri)

Karakteristik yang kedua adalah struktur Kurikulum Merdeka lebih fleksibel. Kompetensi atau capaian pembelajaran ditetapkan oleh Kemendikbudristek tidak lagi untuk setiap tahun, tetapi untuk setiap fase. Misalnya, untuk SD, Kemendikbudristek menetapkan capaian fase A di akhir kelas 2, fase B di akhir kelas 4, dan fase C di akhir kelas 6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun