Kurikulum Merdeka sendiri direncanakan akan dimulai penerapannya pada tahun ajaran baru 2022-2023 yang tentunya akan dimulai pada bulan Juli tahun ini.
Hal yang Harus Dipahami tentang Kurikulum Merdeka
Pada Kurikulum Merdeka, tingkat perkembangan siswa sendiri dibagi menjadi beberapa fase. Khusus SD ada 3 fase, yakni fase A, fase B dan fase C.
Fase A setara siswa kelas 1 dan kelas 2. Lalu fase B terdiri dari siswa kelas 3 dan kelas 4. Begitu pula dengan fase C yang merupakan siswa kelas 5 dan kelas 6.
Maka di Kurikulum Merdeka nantinya siswa akan diperhatikan tingkat perkembangannya sesuai dengan fasenya.
Dengan tidak berlakunya KKM maka semua siswa benar-benar akan dibimbing agar paham dan tuntas memahami materi yang diajarkan guru. Ketika semua siswa sudah paham terkait satu pelajaran, barulah dilanjutkan ke materi berikutnya.
Untuk lebih jelasnya ada 3 karakteristik yang menjadi ciri khas Kurikulum Merdeka, penjelasannya sebagai berikut.
Karakteristik yang pertama, materi yang diajarkan kepada siswa hanyalah materi yang bersifat esensial. Artinya adalah yang diajarkan guru kepada siswa adalah materi-materi yang dapat berguna bagi siswa di masa depan.
Sehingga beban belajar siswa menjadi semakin sedikit. Ini dimaksudkan agar guru punya lebih banyak waktu untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif. Seperti pembelajaran berbasis diskusi, problem base learning maupun project base learning.
Guru jadi punya lebih banyak waktu untuk memperhatikan proses belajar yang dialami siswa. Mulai dengan penilaian awal untuk mendiagnosis keadaan yang sedang dialami siswa hingga memberikan umpan balik terhadap  tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.
Karakteristik yang kedua adalah struktur Kurikulum Merdeka lebih fleksibel. Kompetensi atau capaian pembelajaran ditetapkan oleh Kemendikbudristek tidak lagi untuk setiap tahun, tetapi untuk setiap fase. Misalnya, untuk SD, Kemendikbudristek menetapkan capaian fase A di akhir kelas 2, fase B di akhir kelas 4, dan fase C di akhir kelas 6.