Padahal, banyak perantau yang sedari awal tidak mau pamer atau show of. Ketika terus-terusan ditanya, atau mendengar dari orang lain sera dari sanak famili yang lain, ujung-ujungnya perantau lebih banyak memilih untuk memperlihatkan kesuksesannya.
Kontrbusi dan Tanggung Jawab Sosial
Seharusnya, kesuksesan sesungguhnya yang dibawa pulang oleh perantau adalah kesuksesan merubah mental dan nyali. Pengalaman hidup yang didapat ketika merantau adalah hal utama seorang perantau untuk berubah menjadi lebih baik.
Itulah yang dialami sekarang oleh adik saya sendiri. Dulu, ketika masih merantau belum bisa beli ini beli itu. Hasil kerja keras di rantau hanya cukup untuk bertahan dan melanjutkan hidup.
Tapi karena semangat perubahan yang didapat ketika merantau bisa membuat ia berhasil merubah keadaan. Di kampung, dia bekerja dengan sangat ulet. Akhirnya sekarang ada bukti nyata kerja keras yang bisa dinikmati hasilnya.
Syukur-syukur jika peranau memang telah berhasil menggapai kesuksesan di perantauan. Hasil kerja keras tersebut bisa dijadikan modal untuk ikut berkontribusi membangun kampung halaman.
Seperti ikut berpartisipasi dalam pembangunan tempat ibadah atau fasilitas publik lainnya seperti jalan rusak, saluran irigasi pengairan sawah, perbaikan jembatan rusak dan lain sebagainya.
Sehingga kesuksesan yang diraih perantau menjadi terasa sangat berarti dan berkesan. Baik bagi perantau yang menjalani maupun bagi masyarakat yang merasakan manfaat dari kontribusi nyata yang diberikan perantau untuk membangunan kampungnya.
Keberhasilan itu akan dinilai menjadi hal positif sebagai bentuk motivasi bagi anggota masyarakat lainnya untuk ikut berubah. Merubah nasib dan keadaan ke level yang lebih baik. Itulah goals dari sebuah kesuksesan yang sebenarnya.
Pulanglah Selagi Bisa dan Sebelum Terlambat
Apa sih tujuan sebenarnya bagi perantau untuk pulang mudik ke kampung halaman? Apakah hanya sekedar untuk pamer? Jelas tidak!