Besarnya potensi lada di Indonesia perlu mendapat perhatian serius untuk megembalikan kejayaan produksi dan ekspor lada tanah air. Melihat data yang ada, Indonesia bagian Timur juga memiliki potensi besar dalam memproduksi lada. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah dengan lahan perkebunan lada terbesar di Timur Indonesia yang mencapai 18 ribu Ha (data per tahun 2020). Angka ini menempatkan Sulawesi Selatan di peringkat 3 sebagai Provinsi dengan lahan perkebunan lada terluas di Indonesia. Beberapa daerah di provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi sentra produksi lada diantaranya kabupaten Sinjai, Enrekang dan Luwu Timur.Â
Kabupaten Luwu Timur yang terletak di bagian Timur provinsi Sulawesi Selatan merupakan kabupaten dengan potensi lada terbesar. Meski Luwu Timur menempati peringkat 3 luas lahan perkebunan lada di Sulawesi Selatan, namun produktivitas lada Luwu Timur menduduki peringkat pertama dengan produksi mencapai 1,45 ton/Ha. Potensi lada di Luwu Timur ini turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Terbukti, pengelolaan lada di Luwu Timur telah melibatkan 6.000 KK.
Perekonomian Luwu Timur yang terus berkembang tidak lepas dari pengaruh sektor perkebunan seperti lada. Budidaya lada di Luwu Timur masih menjadi primadona dan mata pencaharian sebagian masyarakat khususnya petani. Harga lada yang terbilang tinggi, menjadi alasan utama masyarakat lokal mengalihfungsikan lahannya ke perkebunan lada.
Pandemi covid-19 yang sudah berjalan selama dua tahun, tak menyurutkan semangat para petani lada di Luwu Timur. Dapat dikatakan, Luwu Timur kini menjadi jalur rempah potensial khususnya lada di Indonesia bagian Timur. Â Belum lama ini, Luwu Timur mencatatkan sejarah ekspor lada di masa pandemi. Berdasarkan data Dinas Pertanian, ekspor lada Luwu Timur tetap bertahan di tengah pandemi. Sebagai contoh, ekspor lada di awal tahun 2020 mencapai 13 Miliar ke Tiongkok. Hingga kini, ekspor lada ke Tiongkok terus berlanjut.
Keberadaan budidaya lada di Luwu Timur mampu memberi kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Lada menjadi komoditi utama bagi petani di tanah bumi batara guru tersebut. Budidaya perkebunan lada di Luwu Timur merata di seluruh kecamatan. Dari total 11 kecamatan yang ada di Luwu Timur, semuanya memiliki lahan dan produksi lada yang melimpah. Dari dulu hingga masa pandemi, produksi dan ekspor lada di kabupaten Luwu Timur terus berkembang. Sehingga, untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi dan nilai ekspor lada di Indonesia khususnya Luwu Timur, perlu dilakukan berbagai upaya dari seluruh pemangku kepentingan.
Revitalisasi Lada sebagai Potensi Rempah yang Mendunia
Pengelolaan rempah di Indonesia khususnya lada perlu mendapat perhatian serius agar mampu memberikan hasil yang merata dan meningkatkan produksi serta ekspor ke mancanegara. Pemerintah dan semua pemangku kepentingan harus bahu-membahu untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia seperti dulu kala. Indonesia selayaknya menjadi eksportir rempah terbesar di dunia. Kejayaan di masa lalu karena rempah harus kita kembalikan demi kedaulatan bersama. Olehnya itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas rempah di Indonesia, khususnya lada.
Pemerintah harus menaruh perhatian hingga pelosok negeri, tak terkecuali Indonesia bagian Timur terkhusus kabupaten Luwu Timur. Di Luwu Timur masih perlu adanya pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lada, mulai dari infrastruktur, pembiayaan hingga pelatihan. Berikut berbagai upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi lada di kabupaten Luwu Timur:
1. Â Pembangunan Infrastruktur
Infrastruktur seperti jalan dan jembatan terutama yang berada di sekitar perkebunan lada perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, Kecamatan Mahalona, Luwu Timur masih ditemukan jalan yang rusak dan jembatan yang kurang layak. Tentunya ini akan mempengaruhi akses para petani dalam bercocok tanam hingga mendistribusikan hasil lada. Sehingga, dibutuhkan adanya perbaikan jalan dan jembatan di sekitar perkebunan para petani.
2. Â Pembangunan Pabrik