“ Say it once again! “ ujar Anz.
“ Should I ? OK, I will. Before you go to another relationship, it’s better for you to learn how to kiss your boyfriend. Believe me, Anz. You won’t ever be cheated by your boyfriend anymore. “ kata Adam dengan nada nyeleneh.
“ Hmmm … good advice. I will try to learn it then. Oh ya, ini salam perpisahan untuk kita. Thank you Adam! “ kata Anz dengan senyum manis memukau dan langsung menyiramkan cappuccino-nya yang ada di tangan kanannya ke wajah Adam.
Adam sangat kaget. Ia langsung menyeka wajahnya. Anz tertawa puas. Adama mengibas-ngibaskan bajunya yang basah dan bernoda juga berbau kopi.
“ Damn you, Anz! “ Adam berteriak.
“ You’re a thousand times jerk than me! Enjoy that! “ kata Anz lega.
Tapi selega-leganya Anz dengan menyiramkan cappuccino ke wajah Adam, ia tetap Anz yang rapuh hatinya. Satu kebiasaan Anz kalau sedang galau begini adalah pergi ke café favoritnya, Tiramisu Café. Ya, café ini hanya menyediakan berbagai macam tiramisu. Dan tiramisu adalah cakekesukaan Anz dari masa ke masa. Begitu sampai di Tiramisu Café, Anz segera mengambil tempat di pojok café yang memiliki view indah dan ia merasa lebih jelas mendengarkan setiap lagu yang dialunkanhome band café itu. Saking seringnya Anz ke café itu, ia bahkan hafal beberapa nama pelayan disana.
“ Selamat sore, Mbak Anz! Hari ini mau pesan apa ? “ sapa seorang waiter yang di dadanya ada name tag dengan nama “ RIO “.
“ Eh Mas Rio. Aku mau pesen classic tiramisu aja hari ini. Oh ya, tetep sama …,”
“ Lemon Tea Ice dengan extra lemon biar lebih asam kan ? “ kata Rio, si waiter itu, memotong kalimat Anz.
Anz yang ternganga buru – buru mengatupkan mulutnya dan menggantinya dengan senyum manis.