Hello Dear Readers...
Diatara pembaca mungkin pernah mengkonsumsi antibiotik untuk mengatasi penyakit demam atau meriang yang disebabkan oleh infeksi bakteri patogen misalnya saat mengalami diare, tifus atau sakit gigi. Namun seiring waktu, saat mengalami kembali penyakit yang sama, antibiotik tersebut tidak lagi dapat mengatasinya, alias tidak mempan.
Biasanya dokter akan meningkatkan dosis antibiotik atau memberikan antibiotik jenis yang lain untuk mengobatinya.
Mengapa hal itu terjadi?
Salah satu penyebab utamanya adalah telah terjadinya kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
Disini saya hendak nge-share (biar ilmunya gak abis dan sekalian mengulang-ulang biar gak lupa ^_^) mengenai cara kerja antibiotik, mekanisme dan penyebab bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga kita dapat mencegah dan mengatasinya.
***
Penyakit menular (infectious disease) adalah penyebab kematian kedua terbesar secara global, dan penyebab utama kematian anak-anak.
Dari sekian banyak jenis penyebab penyakit menular, salah satu yang mengkhawatirkan kalangan medis dan saintis adalah bakteri patogen yang kebal terhadap antibiotik (Antibiotic Resistance). Perkembangan bakteri ini pun cukup pesat seiring dengan meningkatnya mobilitas aktivitas manusia secara global.
Cara Kerja Antibiotik dan Mekanisme Bakteri Kebal Antibiotik
Untuk memahami mekanisme bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, terlebih dahulu perlu diketahui cara kerja antibiotik.
Antibiotik bekerja melalui lima mekanisme (Gambar 1) yaitu menghambat pembentukan dinding sel (mis. Penisilin), menghancurkan membran sel (Polimiksin), menghambat pembentukan protein dalam sel bakteri (Tetrasiklin), menghambat reaksi metabolisme (Antimetabolit) dalam sel bakteri (Sulfonilamid) dan menghambat pembentukan asam nukleat (Metronidazol).
[caption id="attachment_252098" align="aligncenter" width="576" caption="Mekanisme Kerja Antibiotik - Principles and Exploration, J. G. Black"][/caption]
Bakteri adalah mahluk hidup yang memiliki daya survive dan kemampuan adaptif yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan, relatif dengan mahluk hidup lainnya.
Salah satu mekanisme utama yang menyebabkan bakteri kebal antibiotik adalah terbentuknya bakteri mutan.
Proses reproduksi bakteri yang sangat cepat (sekitar 30 menit hingga beberapa jam) memungkinkan terbentuknya satu atau beberapa sel yang mengalami mutasi (perubahan struktur genetis) secara spontan, dengan kecepatan terbentuknya bakteri mutan, satu dari 10 juta hingga 10 milyar sel bakteri baru.
Bakteri mutan ini memiliki kemampuan untuk bertahan dari antibiotik melalui beberapa cara yaitu
- Memodifikasi bagian yang merupakan target serangan antibiotik sehingga "tidak dikenali" oleh antibiotik.
- Memodifikasi daya saring dinding sel dan membran sel, sehingga antibiotik tidak dapat memasuki atau menembus sel bakteri.
- Membentuk enzim (senyawa kimia) yang "menyerang" atau merubah struktur kimiawi antibiotik, sehingga antibiotik kehilangan kemampuannya dalam membunuh bakteri.
- Mencari atau membuat jalur reaksi kimia metabolisme alternatif yang tidak dipengaruhi oleh antibiotik.
Wow, dari sini kita dapat mengetahui bahwa mahluk hidup yang tak kasat mata pun ternyata dikaruniai dengan "akal" untuk dapat bertahan hidup ^_^
Sedangkan mekanisme non-genetis (human error) yang menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik diantaranya adalah konsumsi antibiotik yang berlebihan sehingga menciptakan lingkungan yang memperbesar peluang terbentuknya bakteri-bakteri mutan.
Tips Menghindari dan Mengatasi Bakteri Kebal Antibiotik
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari dan mengatasi bakteri kebal antibiotik,
- Tidak sembarangan mengkonsumsi antibiotik. Sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter untuk mendiagonosis penyebab penyakit sehingga dokter dapat memberikan antibiotik yang tepat.
- Menghabiskan antibiotik yang disarankan oleh dokter, meskipun gejala penyakit telah mereda, untuk menghindari tersisanya beberapa sel bakteri yang masih hidup, yang selanjutnya bakteri tersebut dapat berkembang biak lagi.
- Tidak menggunakan resep antibiotik yang diperuntukkan bagi orang lain, karena walaupun gejala penyakitnya sama belum tentu obat yang diberikan kepadanya sesuai untuk kita.
- Menggunakan beberapa jenis antibiotik yang berbeda dalam waktu yang bersamaan (tips ini khusus dilakukan oleh kalangan medis).
Sedangkan cara yang tidak langsung adalah dengan menjaga gaya hidup sehat, misalnya dengan mengkonsumsi makanan sehat, istirahat dan olah raga yang teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh (immune system) terhadap penyakit, sehingga otomatis konsumsi antibiotik dapat dikurangi.
Kemudian, menjaga pola hidup bersih (higienitas) misalnya mencuci tangan dengan baik sebelum dan sesudah makan, setelah bekerja dan setelah keluar dari toilet.
Well Dear Readers...
Semoga pemaparan diatas bermanfaat dan sebagai solusi untuk menghambat perkembangbiakan bakteri kebal antibiotik yang saat ini telah mencapai tahap yang cukup meresahkan kalangan medis.
Satu hal lagi, perkembangan bakteri kebal antibiotik ini disebabkan oleh penolakan atau ketidakpahaman terhadap proses Biologi Evolusi, khususnya Biologi Evolusi skala mikro. Lebih lengkapnya lagi telah saya paparkan di artikel di bawah ini.
Contoh Kerugian Mengabaikan Biologi Evolusi Salam Hangat Sahabat Kompasianers... ^_^ *****
Penulis adalah Kepala Laboratorium Mikrobiologi Hamsa Multisains Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam pengolahan air (water treatment), pengolahan limbah industri dan domestik (wastewater treatment), serta penyuplai bahan-bahan kimia industri.
Referensi
- Microbiology, Principles and Explorations, Jacquelyn G. Black, John Wiley and Sons. 8th Ed. 2012.
- Medicinet
- Medscape
- Kompas Health
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H