Wacana politik kocak ala Srimulat, yaitu Prabowo Cawapres Jokowi terdengar lagi gaungnya atau kembali diangkat ke permukaan.
Pertanyaannya, mengapa wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi ini muncul lagi ke permukaan? Padahal gaungnya sudah mulai meredup.
Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang pertama kali melontarkan wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi, kemudian diulanginya lagi di sini. Menurutnya Presiden Jokowi khawatir terjadi kegaduhan yang melebihi Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Beliau menyampaikan, bayangkan gaduhnya republik ini. DKI Jakarta saja yang satu provinsi luar biasa gaung perbedaannya. Kemudian intoleransi meningkat dengan simpul-simpul agama," katanya.
Tidak tertutup kemungkinan ada sebagian pihak yang air matanya jatuh berlinang dan bercucuran karena terharu mendengar alasan munculnya wacana politik tadi.
Ternyata ada niat yang baik di balik wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi ini. Wajar jika ada sebagian pihak yang air matanya jatuh berlinang dan bercucuran, apalagi jika sebagian pihak tadi termasuk bagian atau kelompok "teletubbies romantis melankolis" yang memang pada dasarnya mudah terharu.
Namun tak lama setelah wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi ini kembali digaungkan, datang bantahan dari pihak Partai Gerindra.
Menurut Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade memang benar ada tawaran tadi, tapi langsung ditolak, bukan menyambut wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi tersebut dengan sikap positif seperti dikatakan oleh Romahurmuziy.
"Itu kan dongeng Romy saja. Kalau Pak Prabowo mau jadi cawapresnya Jokowi, tentu sudah diterima Pak Prabowo. Tidak mungkin Partai Gerindra deklarasi pencapresan Prabowo 11 April kemarin," katanya di sini.
Dongeng? Apakah dongeng itu termasuk fiksi, seperti halnya kitab suci menurut Rocky Gerung yang masih hangat dibicarakan oleh sebagian pihak hingga saat ini?
Entah siapa yang sedang mendongeng terkait wacana politik kocak ala Srimulat Prabowo Cawapres Jokowi, karena baik Jokowi maupun Prabowo belum memberikan tanggapannya, padahal mereka adalah obyek dalam wacana politik ini.
Kesimpulan sederhana dari dimunculkannya kembali wacana politik Prabowo Cawapres Jokowi ini bisa jadi cuma iseng supaya ada berita dan ada yang namanya masuk berita, baik yang melontarkan maupun pihak yang menanggapinya.
Atau jangan-jangan wacana politik kocak ala Srimulat Prabowo Cawapres Jokowi ini muncul lagi adalah bagian dari strategi dan taktik politik dengan tujuan tertentu, misalnya sekadar meledek kubu Prabowo?
Entah sekadar iseng atau bagian dari strategi dan taktik politik dengan tujuan tertentu, lupakan saja dulu sejenak. Lebih baik markiper (mari kita perhatikan) yang bukan termasuk dongeng, yaitu TPCS (Trik dan Problem Catur yang Sederhana).
- Putih giliran melangkah, dan hitam mati dalam dua langkah.
- Apakah ini sebuah dongeng?
- TPCS bukan dongeng, tapi entahlah kalau wacana politik kocak ala Srimulat, Prabowo Cawapres Jokowi.
Gens Una Sumus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H