Mohon tunggu...
ajril sabillah
ajril sabillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis Cerpen dan Novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menulis Pahlawan

12 Juli 2023   10:59 Diperbarui: 12 Juli 2023   11:05 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi ini sengaja aku tuliskan saat bermalam di rumah sepi

Sepi selalu menghidangkan perjamuan puisi buat malamku

Yaitu keratan bulan, agar setiap baitku menembus kelam

Kemudian minuman yang terbuat dari air mataku sendiri

Berharap dapat aku seduh segala sedihku

Sehingga seluruh komposisi perjamuan puisi menjadi utuh

Terdapat tiga bait puisi

Dibait pertama,

Aku menceritakan tentang medan perang

Mereka sangat sabar menabur warna terang pada medan yang gulita

Meski desing tembakan dor telah merobek telinganya

Mereka tetap tabah melindungi tubuh manusia

Meski nyaris ditabuh senapan laras Panjang

Karena mereka percaya

Bahwa desing tembakan itu akan menjadi saksi dihadapan tuhan

Dibait kedua,

Aku menceritakan tentang pasukan perang

Waktu itu,

Semua pasukan telah sepakat untuk melawan sekutu dengan jihad

Namun disepanjang perjalan

Mereka dihadapkan oleh dua takdir

Hidup dalam kemenangan

Atau berakhir dipemakaman luka

Akan tetapi, mereka tak sedikitpun getir

Karena mereka percaya

Tulang tubuh pahlawan telah dijaga ribuan malaikat

Sedangkan jiwanya telah dipasung la tahzan innallaha ma'ana

Sekalipun gugur, maka darahnya adalah misik

Sehingga mereka tidak gentar pada gertakan takdir yang menggetar

Dibait ketiga,

Aku menceritakan tentang anak kecil di pekarangan rumah

Mereka sangat pandai menyembunyikan luka

Dengan memoleskan senyum bibirnya dengan air mata

Mereka juga pandai menyibukkan diri

Dengan bermain butiran debu yang berterbangan di antara puing-puing waktu

Karena mereka masih begitu mungil untuk memaknai kedamaian

Sampai kabar itu datang

Mereka akan kembali tertawa lepas

Bersama burung-burung yang berada di pekarangan rumahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun