Mohon tunggu...
Ajoy
Ajoy Mohon Tunggu... Relawan - Buruh serabutan. Gajian adalah hal menyenangkan meskipun hanya sesaat, indomie kemudian.

Orang yang mampu tidur berjam-jam, hobi rebahan, cita-cita anak sultan, dan nulis "Selamat pagi, Aku"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jurusan Sastra Indonesia Tuh Ternyata Bikin Gemas, Loh!

15 April 2020   16:42 Diperbarui: 15 April 2020   16:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah kah terlintas di pikiranmu?

Saya sendiri tidak pernah terlintas pemikiran sejauh itu.

Sejak saat itu saya mulai pesimis terhadap kemampuan yang saya sombongkan itu. Saya mulai berpikir bagaimana membuat cerita yang menarik, penuh intrik di dalamnya, dan tidak membuat pembaca cepat bosan. Sama halnya dengan puisi, puisi yang bermakna tidak lahir begitu saja. 

Dia perlu latihan, latihan dan mengandung lebih banyak kosa kata di dalam kepala agar melahirkan puisi dengan diksi yang indah. Ternyata menulis dan memgarang tidak semudah orang-orang mengatakannya.

Ada satu mata kuliah yang membuat saya sendiri muak dengan adanya mata kuliah ini, yaitu Telaah Puisi. Rasanya ingin jungkir balik, ketika ada sebuah puisi yang sarat makna lalu kita disuruh menelaahnya baik dari unsur instrinsik, unsur ekstrinsik, unsur batin, dan unsur fisik.

1 puisi yang kurang dari 10 larik akan menciptakan 10 lembar hasil telaah. Mulai dari kata perkata, perkalimat, perlarik dan perbait akan dibahas, dikupas. Rasanya ingin marah-marah kalau ada tugas Telaah Puisi begini. 

Kalau bisa, saya gak mau ambil mata kuliah ini. Tingkat kesulitannya bagi saya tidak ada yang menandingi.  Tapi jangan sekali-kali disamakan dengan ilmu pasti, ya. Ini beda jalur~.

Ada lagi, hal yang kerap dilontarkan orang-orang awam adalah prospek pekerjaan. Prospek pekerjaan lulusan Sastra Indonesia itu tidak kalah menjamur sebetulnya dengan lulusan jurusan-jurusan lain. Cuma kalah pamor saja kayanya. Bagian ini menjadi perspektif yang cukup buruk, ya. Pengalaman saya sendiri sering kali menemui pertanyaan-pertanyaan remeh seperti,

"Lulusan Sastra kerjanya jadi apa, sih?"

"Jadi guru Bahasa Indonesia, ya?"

"Lulusnya jadi sastrawan, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun